(Artikel ini merupakan akhir dari artikel 10 Perinsip Karate Bagian 1, 2, dan 3, sebelum membaca bagian ini diharapkan dapat membaca artikel sebelumnya :)
"9. Ukuran berlatih harus sesuai dengan proporsi kekuatan dan kondisi seseorang. Latihan yang dipaksakan dapat merusak tubuh dan batasan ini dapat diketahui dengan melihat wajah dan mata menjadi merah."
Penjelasan: pada poin ini adalah penyeimbang dari poin 8, walaupun kita harus berlatih keras kita harus memperhatikan batasan yang disanggupi tubuh. Untuk tubuh yang lemah latihannya bisa disesuaikan melalui latihan bertahap.
"10. Umumnya karateka berumur panjang dan badannya tetap sehat berkat latihan yang tidak pernah putus. Melatih kekuatan otot dan tulang, dapat meningkatkan organ pencernaan dan mengatur sirkulasi darah. Maka dari itu, jika karate diperkenalkan kedalam kurikulum sejak sekolah dasar, dan dilatih secara ekstensif, kita dapat dengan mudah menghasilkan manusia yang memiliki kemampuan beladiri yang tinggi."
Penjelasan: kita yakin umur adalah rahasia Ilahi, namun kita wajib untuk menjaga kesehatan kita dengan gaya hidup sehat. Olah raga lain dapat menjaga kesehatan kita namun hanya dengan seni beladiri (tidak hanya karate) kita bisa mendapat nilai lebih dibandingkan olah raga lain (seni, perlindungan / membela dari orang yang berniat menyakiti, filosofi, psikologi, pengaplikasian hukum fisika, bersosialisasi, etika, olah raga yang bisa dilakukan dari anak kecil sampai orang yang sudah sepuh bahkan orang yang kemampuan fisiknya kurang maupun cacat fisik).
"Dengan poin poin diatas, saya berkeyakinan jika para mahasiswa di sekolah tinggi keguruan di Okinawa berlatih karate, setelah lulus mereka akan memperkenalkan karate pada masyarakat umum; seperti sekolah dasar. Dengan cara ini, Karate bisa disebarluaskan ke seluruh negeri dan tidak hanya menguntungkan orang-orang pada umumnya, tetapi juga sebagai aset berharga untuk mengabdi menjadi pelindung negeri.
Itosu Anko,
Oktober 1908 (Meiji 41, tahun monyet).”
Penjelasan: yap sudah akhir surat (huft... mengetik di commle) pada intinya Itosu bertujuan mendapatkan izin dari pemerintah Jepang untuk menyebarkan karate tidak hanya bermanfaat bagi praktisinya namun juga untuk membangun negeri dengan cara membangun manusianya menjadi manusia yang tangguh.
NB: surat ini di terjemahkan secara pribadi dari literatur berbahasa inggris pada blog karate by jesse dan penjelasannya adalah penjelasan pribadi dari penulis.
Kamis, 18 Februari 2016
Rabu, 17 Februari 2016
10 Perinsip Karate Bagian 3
(Artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel 10 Perinsip Karate Bagian 1 dan 2, sebelum membaca bagian ini diharapkan dapat membaca artikel sebelumnya :)
"5. Satu hal yang harus diperhatikan dalam karate adalah postur yang tegak. Punggung harus lurus, bokong dinaikkan ke atas dengan bahu lepas ke bawah, dan kaki harus diatur seperti pegas. Jangan tegang, dan pertemukan bagian atas dan bagian bawah tubuhmu dengan 'Ki' (energi atau tenaga) yang difokuskan dalam tandenmu."
Penjelasan: Oops.. I'm so sory we have to meet for explanation. Picture doesn't explain clearly folks.
"6. Diturunkan secara lisan, karate terdiri dari segudang teknik beserta penjelasannya. Setiap teknik dapat dikaji secara mandiri, dengan mengupas prinsip prinsip dari Torite (gelutan / kuncian) namun dengan memperhatikan teori penggunaannya dan tentunya beladiri praktis akan lebih mudah dipahami."
Penjelasan: sangat sulit mencari sejarah karate karena pada jaman dahulu di Okinawa karate diajarkan secara langsung dari guru kepada murid dan sedikit sekali literatur kuno mengenai sejarah seni beladiri ini. Selain itu pelarangan membawa senjata maupun belajar seni beladiri sangat dilarang oleh klan Satsuma dari Jepang yang pada saat itu mengambil alih pemerintahan di kerajaan Ryuku (sekarang provinsi Okinawa), sehingga Karate diajarkan secara rahasia.
Pada poin ini Itosu memberikan keterangan bahwa karateka dituntut kreatif dalam pengaplikasikan setiap teknik yang dipelajari, seperti bunkai pada Kata (jurus) kita diizinkan berkreasi terhadap teknik yang dikandungnya, namun tentunya juga harus memperhatikan kaidah yang ada. Pada pertarungan bebas pengaplikasian teknik harus memperhatikan situasi kondisi yang terjadi.
"7. Dalam berlatih karate, kita harus menentukan apakah teknik yang dilatih kita gunakan untuk membeladiri atau untuk olahraga."
Penjelasannya: kritik terhadap seni beladiri (tidak hanya karate) sering mengemuka seperti apakah teknik ini atau teknik itu dapat berfungsi pada pertarungan bebas? disini Itosu berpendapat ada beberapa teknik yang memang untuk bertarung namun ada juga teknik yang berfungsi untuk membentuk tubuh.
"8. Intensitas merupakan masalah penting dalam pelatihan karate. Saat berlatih seorang karateka harus membayangkan seolah olah sedang berada pada medan pertempuran, hal ini akan sangat berguna untuk meningkatkan keahlian. Maka dari itu, mata harus memancarkan kegarangan sedangkan bahu harus tetap rendah. Kontraksikan otot tubuh setiap kali menurunkan bahu dan kontraksikan otot tubuh ketika menangkis serangan atau memberikan serangan. Berlatih dengan semangat seperti ini dapat mempersiapkan karateka untuk pertarungan nyata."
Penjelasannya: pada poin ini Itosu memberikan tips ketika berlatih karate diperlukan keseriusan yaitu dengan memvisualisasikan seolah olah kita sedang berhadapan pada musuh yang nyata, hal ini selain dapat melatih otot juga mental untuk kesiapan menghadapi kejadian di luar dojo (tempat berlatih). Lebih baik bercucuran keringat di dojo daripada bercucuran darah di luar dojo.
"5. Satu hal yang harus diperhatikan dalam karate adalah postur yang tegak. Punggung harus lurus, bokong dinaikkan ke atas dengan bahu lepas ke bawah, dan kaki harus diatur seperti pegas. Jangan tegang, dan pertemukan bagian atas dan bagian bawah tubuhmu dengan 'Ki' (energi atau tenaga) yang difokuskan dalam tandenmu."
Penjelasan: Oops.. I'm so sory we have to meet for explanation. Picture doesn't explain clearly folks.
"6. Diturunkan secara lisan, karate terdiri dari segudang teknik beserta penjelasannya. Setiap teknik dapat dikaji secara mandiri, dengan mengupas prinsip prinsip dari Torite (gelutan / kuncian) namun dengan memperhatikan teori penggunaannya dan tentunya beladiri praktis akan lebih mudah dipahami."
Penjelasan: sangat sulit mencari sejarah karate karena pada jaman dahulu di Okinawa karate diajarkan secara langsung dari guru kepada murid dan sedikit sekali literatur kuno mengenai sejarah seni beladiri ini. Selain itu pelarangan membawa senjata maupun belajar seni beladiri sangat dilarang oleh klan Satsuma dari Jepang yang pada saat itu mengambil alih pemerintahan di kerajaan Ryuku (sekarang provinsi Okinawa), sehingga Karate diajarkan secara rahasia.
Pada poin ini Itosu memberikan keterangan bahwa karateka dituntut kreatif dalam pengaplikasikan setiap teknik yang dipelajari, seperti bunkai pada Kata (jurus) kita diizinkan berkreasi terhadap teknik yang dikandungnya, namun tentunya juga harus memperhatikan kaidah yang ada. Pada pertarungan bebas pengaplikasian teknik harus memperhatikan situasi kondisi yang terjadi.
"7. Dalam berlatih karate, kita harus menentukan apakah teknik yang dilatih kita gunakan untuk membeladiri atau untuk olahraga."
Penjelasannya: kritik terhadap seni beladiri (tidak hanya karate) sering mengemuka seperti apakah teknik ini atau teknik itu dapat berfungsi pada pertarungan bebas? disini Itosu berpendapat ada beberapa teknik yang memang untuk bertarung namun ada juga teknik yang berfungsi untuk membentuk tubuh.
"8. Intensitas merupakan masalah penting dalam pelatihan karate. Saat berlatih seorang karateka harus membayangkan seolah olah sedang berada pada medan pertempuran, hal ini akan sangat berguna untuk meningkatkan keahlian. Maka dari itu, mata harus memancarkan kegarangan sedangkan bahu harus tetap rendah. Kontraksikan otot tubuh setiap kali menurunkan bahu dan kontraksikan otot tubuh ketika menangkis serangan atau memberikan serangan. Berlatih dengan semangat seperti ini dapat mempersiapkan karateka untuk pertarungan nyata."
Penjelasannya: pada poin ini Itosu memberikan tips ketika berlatih karate diperlukan keseriusan yaitu dengan memvisualisasikan seolah olah kita sedang berhadapan pada musuh yang nyata, hal ini selain dapat melatih otot juga mental untuk kesiapan menghadapi kejadian di luar dojo (tempat berlatih). Lebih baik bercucuran keringat di dojo daripada bercucuran darah di luar dojo.
Minggu, 14 Februari 2016
10 Perinsip Karate Bagian 2
(Artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel 10 Perinsip Karate Bagian 1, sebelum membaca bagian ini diharapkan dapat membaca artikel sebelumnya :)
"2. Tujuan utama dari Karate adalah memperkuat otot dari manusia, sehingga menjadikannya lebih kuat dari besi dan lebih keras dari batu agar suatu saat tangan dan kakinya dapat digunakan sebagai senjata - seperti tombak. Dalam berlatih, Karate dapat memupuk keberanian dan kesigapan bagi anak anak maka dari itu diharapkan Karate dapat dimasukkan kedalam kurikulum di sekolah dasar. Mengkutip apa yang pernah dikatakan oleh seorang jendral dari Wellington setelah mengalahkan Napoleon: kemenangan hari ini berawal dari disiplin yang diterapkan dalam bermain pada masa kami bersekolah dasar dulu."
Penjelasannya: pada poin ini Itosu menekankan pada kementrian perang dan pendidikan akan pentingnya pendidikan seni beladiri bagi usia dini, dapat dibayangkan bila para penerus bangsa memiliki fisik yang sehat dan mental yang kuat suatu negara akan menjadi kuat. poin ini ditutup dengan kutipan dari rekaman sejarah barat yang pada saat itu menandakan Itosu sebagai orang yang berpendidikan, dan memang ilmu pengetahuan, fisik yang sehat, dan mental yang kuat adalah komponen yang dibutuhkan Jepang pada saat itu.
"3. Karate tidak dapat dikuasai dalam waktu singkat. Seperti seekor sapi yang sedang membawa gerobak walaupun ia berjalan pelan namun ia akan sampai di tempat tujuan meskipun jarak yang ditempuh sangatlah jauh. Begitu juga seseorang yang berlatih Karate dengan rutin selama tiga atau empat jam dalam sehari setelah tiga atau empat tahun lamanya fisiknya akan mengalami perubahan yang signifikan, dengan demikian akan terungkap esensi dari Karate."
Penjelasannya: Pada poin kali ini itosu menekankan bahwa Karate memerlukan keseriusan dan membutuhkan waktu dalam menguasainya dengan kata lain apa yang kita usahakan walaupun berat akan mendapatkan hasil yang sepadan.
"4. Salah satu hal yang terpenting dari Karate adalah melatih tangan dan kaki. Maka dari itu seorang karateka harus selalu berlatih menggunakan makiwara (papan tradisional untuk tempat memukul dari Okinawa) dalam rangka untuk memantapkan pukulan dan tendangan. Cara efektif berlatih makiwara adalah dengan turunkan bahu anda, buka jalur pernafasan anda, dan fokuskan kekuatan anda. Tancapkan kuda kuda ke tanah untuk membentuk postur dan pusatkan "ki" (energi atau tenaga) anda kedalam tanden anda. Lakukan latihan tersebut 100 - 200 kali pukulan setiap hari untuk masing masing tangan.".
Penjelasannya: pada poin ini Itosu menjelaskan teknik secara rinci mengenai bagaimana mempersiapkan dan bagaimana teknik karate dilatih. Pada zaman modern ini latihan menggunakan alat sebagai target atau alat pendukung lainnya sangat diperlukan agar teknik yang dipelajari semakin tajam seperti pisau yang di asah.
Rabu, 10 Februari 2016
10 Perinsip Karate Bagian 1
Kali ini kita akan membahas sebuah surat yang ditulis oleh Anko Itosu kepada kepada menteri perang dan menteri pendidikan, sebagai usaha untuk menyebarkan Karate dari Okinawa ke Jepang. Surat ini ditulis pada bulan Oktober 1908. Bagi yang belum mengetahui siapa Anko Itosu berikut akan dijelaskan secara ringkas.
Anko Itosu adalah seorang legenda Karate yang perannya sebagai pelopor membawa seni beladiri asli Okinawa yang amat sangat rahasia kepada suatu seni beladiri yang dapat di praktekkan oleh umum. Beliau belajar karate dari beberapa ahli seni beladiri salah satunya adalah Matsumura Sokon. Karena Karate sudah dikenal umum beliau memiliki beberapa murid yang kedepannya sebagai promotor Karate di Jepang seperti Gichin Funakoshi dan Kenwa Mabuni. Beliau juga menciptakan dan menggubah beberapa Kata (jurus) seperti yang kita kenal saat ini seperti Pinan 1-5, Tekki / Naihanchi, Kushanku, Bassai, dll.
Isi suratnya adalah sebagai berikut:
Sepuluh Pelajaran dari Karate
Pendahuluan
"Karate tidak berasal dari agama Budha maupun agama konghuchu. Pada masa lampau dua gaya Karate yaitu gaya Shorin dan gaya Shorei diperkenalkan dari daratan tiongkok. keduanya memiliki prinsip dasar yang sama dan sangat penting bahwa keduanya harus dipertahankan dan tidak diubah. Maka dari itu saya akan menjabarkan hal yang perlu diketahui mengenai Karate."
Penjelasannya: pada awal surat Itosu menyatakan dengan tegas bahwa Karate tidak memiliki hubungan dengan agama manapun (setelah masuk Jepang beberapa guru di Jepang menambahkan etika agama kedalam latihannya) pada masa itosu Karate adalah murni seni beladiri sebelum berkembang menjadi jalan hidup.
Itosu juga menjelaskan dua gaya Karate yaitu Shorin dan Shorei (beberapa peneliti berpendapat dua gaya itu adalah kungfu utara dan selatan, ada yang berpendapat eksternal dan internal kungfu, maupun shuri-te dan naha-te.) mendapat pengaruh dari seni beladiri tiongkok. dan memiliki prinsip dasar yang sama yang akan dijabarkan satu persatu.
"1. Karate tidak hanya membangun fisik namun juga kemampuan beladiri yang dapat dipergunakan ketika mendapat ancaman, Karate juga melatih mental ketika seorang Karateka berada dalam posisi yang membahayakan nyawanya. Karate tidak dimaksudkan untuk digunakan terhadap musuh, melainkan sebagai sarana untuk menghindari penggunaan kekerasan dari lawan dalam hal serangan yang membahayakan."
Penjelasannya: pada poin ini Itosu menekankan pembangunan fisik yang sehat dan kuat. Karate juga melatih kepercayaan diri dan melatih mental. Pada intinya penggunaan teknik Karate adalah untuk membela diri.
Anko Itosu adalah seorang legenda Karate yang perannya sebagai pelopor membawa seni beladiri asli Okinawa yang amat sangat rahasia kepada suatu seni beladiri yang dapat di praktekkan oleh umum. Beliau belajar karate dari beberapa ahli seni beladiri salah satunya adalah Matsumura Sokon. Karena Karate sudah dikenal umum beliau memiliki beberapa murid yang kedepannya sebagai promotor Karate di Jepang seperti Gichin Funakoshi dan Kenwa Mabuni. Beliau juga menciptakan dan menggubah beberapa Kata (jurus) seperti yang kita kenal saat ini seperti Pinan 1-5, Tekki / Naihanchi, Kushanku, Bassai, dll.
Isi suratnya adalah sebagai berikut:
Sepuluh Pelajaran dari Karate
Pendahuluan
"Karate tidak berasal dari agama Budha maupun agama konghuchu. Pada masa lampau dua gaya Karate yaitu gaya Shorin dan gaya Shorei diperkenalkan dari daratan tiongkok. keduanya memiliki prinsip dasar yang sama dan sangat penting bahwa keduanya harus dipertahankan dan tidak diubah. Maka dari itu saya akan menjabarkan hal yang perlu diketahui mengenai Karate."
Penjelasannya: pada awal surat Itosu menyatakan dengan tegas bahwa Karate tidak memiliki hubungan dengan agama manapun (setelah masuk Jepang beberapa guru di Jepang menambahkan etika agama kedalam latihannya) pada masa itosu Karate adalah murni seni beladiri sebelum berkembang menjadi jalan hidup.
Itosu juga menjelaskan dua gaya Karate yaitu Shorin dan Shorei (beberapa peneliti berpendapat dua gaya itu adalah kungfu utara dan selatan, ada yang berpendapat eksternal dan internal kungfu, maupun shuri-te dan naha-te.) mendapat pengaruh dari seni beladiri tiongkok. dan memiliki prinsip dasar yang sama yang akan dijabarkan satu persatu.
"1. Karate tidak hanya membangun fisik namun juga kemampuan beladiri yang dapat dipergunakan ketika mendapat ancaman, Karate juga melatih mental ketika seorang Karateka berada dalam posisi yang membahayakan nyawanya. Karate tidak dimaksudkan untuk digunakan terhadap musuh, melainkan sebagai sarana untuk menghindari penggunaan kekerasan dari lawan dalam hal serangan yang membahayakan."
Penjelasannya: pada poin ini Itosu menekankan pembangunan fisik yang sehat dan kuat. Karate juga melatih kepercayaan diri dan melatih mental. Pada intinya penggunaan teknik Karate adalah untuk membela diri.
Jumat, 05 Februari 2016
Kepalan
Dalam karate hal pertama yang di pelajari adalah teknik mengepalkan tangan, kepalan tangan yang baik akan memberikan keamanan bagi tangan anda. patut kita ketahui tangan terdiri dari tulang tulang jari yang kecil, terdapat juga pembuluh darah dan kumpulan titik titik syaraf yang penting di tangan kita.
Bagaimana cara mengepalkan tangan yang baik?
caranya dengan mengikuti tahapan berikiut ini:
1. Membuka kedua telapak dengan merapatkan jari jari.
2. Melipat buku jari dari empat jari.
3. Menutup kepalan tersebut dengan ibu jari.
4. Bentuk kepalan tangan dengan lengan lurus.
5. Menggunakan dua buah buku lengan (seiken tsuki) saat mengenai permukaan sasaran.
Dengan kepalan yang baik disertai latihan yang benar tangan kita akan terhindar dari cidera dan mendapatkan manfaat berlatih Karate untuk kesehatan kita.
Bagaimana cara mengepalkan tangan yang baik?
caranya dengan mengikuti tahapan berikiut ini:
1. Membuka kedua telapak dengan merapatkan jari jari.
2. Melipat buku jari dari empat jari.
3. Menutup kepalan tersebut dengan ibu jari.
4. Bentuk kepalan tangan dengan lengan lurus.
5. Menggunakan dua buah buku lengan (seiken tsuki) saat mengenai permukaan sasaran.
Dengan kepalan yang baik disertai latihan yang benar tangan kita akan terhindar dari cidera dan mendapatkan manfaat berlatih Karate untuk kesehatan kita.
Rabu, 03 Februari 2016
Mari Berotot
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang. Umumnya serat otot dibedakan menjadi dua macam yaitu kedutan lambat dan kedutan cepat. kebanyakan orang biasanya memiliki dominasi satu jenis, berdasarkan baik genetika dan tingkat aktivitas.
Serat otot kedutan lambat umumnya terkait dengan durasi panjang, kegiatan intensitas rendah, kegiatan yang menggunakan otot ini seperti lari marathon. Otot ini memberikan stamina yang prima dalam jangka waktu lama atau tidak cepat lelah namun tidak memberikan daya ledak yang kuat.
Serat berkedut cepat biasanya dikaitkan dengan semburan singkat, energi kuat dan cepat lelah. Kegiatan yang menggunakan otot ini seperti lari sprint. Otot ini memberikan daya ledak yang kuat namun memiliki stamina yang kurang.
Lalu dalam Karate menggunakan otot yang mana?
dalam sport karate seperti pertandingan kumite dan kata lebih condong penggunaan serat otot cepat karena jangka waktu dua pertandingan tersebut sangat singkat dalam satu waktu dan mengharuskan kecepatan dan kekuatan gerakan. Namun lain hal dengan pertarungan bebas di jalan yang tidak bisa diprediksi berapa lama berlangsungnya ataupun jumlah lawannya.
Lalu apakah diperlukan bulky muscle Karateka dengan melakukan 100 push up, 100 sit up, 100 squat agar teknik kita efektif dan efisien?
pastinya TIDAK, karena otot adalah salah satu faktor dari beberapa faktor yang menentukan berhasilnya suatu pertarungan.
Namun artikel ini tidak menentang berlatih membesarkan masa otot. We should remember, our old school Karate has Hojo Undo.
Senin, 01 Februari 2016
Langganan:
Postingan (Atom)