Dalam karate, ada jurus atau kata yang terlihat mudah dipelajari namun bila kita kupas lebih detail maka terdapat banyak teknik yang terkandung didalamnya. Hal ini akan coba kita bahas pada artikel kali ini.
Kita ambil contoh suatu kata yang bernama naifanchen (dialek okinawa) atau naihanchi (dialek jepang) atau tekki (nama yang diberikan gichin funakoshi pada saat karate diperkenalkan pertama kali di jepang guna menghindari hal yang identik dengan tiongkok).
Naihanchi memiliki makna "bertarung secara menyamping". Hal ini dapat dilihat dari arah gerakannya yang menyamping. Sedangkan tekki memiliki arti "kuda besi". Makna ini diambil dari bentuk kuda kuda yang digunakan di tekki kata, yang seolah olah sedang menunggang kuda.
Banyak praktisi karate mengira bahwa embusen dari naihanchi ini adalah untuk pertarungan di jalanan sawah, papan jembatan pada perahu, gang kecil atau dibelakang anda terdapat dinding. Gerakan menyamping pada kata ini tidaklah memiliki hubungan dengan pertarungan tersebut.
Pada masa lalu naihanchi diajarkan sebagai kata pertama (sama seperti sanchin pada goju ryu dan uechi ryu) namun saat ini naihanchi mulai diajarkan saat sabuk coklat.
Dalam naihanchi tidak terdapat gerakkan yang "menakjubkan" hanya gerakkan yang sederhana saja sehingga dalam sport karate kata ini jarang dimainkan.
Asal mula naihanchi diperkirakan sudah ada sekitar tahun 1800an yang mana kata ini diperkenalkan oleh Sokon Matsumura. Seorang kesatria dan pelindung dari tiga generasi kaisar kerajaan ryukyu.
Beliau menggabungkan seni beladiri asli ryukyu / okinawa yaitu "Te" dengan seni beladiri tiongkok yaitu "quanfa". Hal ini tak lepas dari hubungan antara okinawa dengan tiongkok dan perannya sebagai bodyguard yang mengunjungi dan dikunjungi ahli beladiri quanfa. Namun menurut keterangan dari choki motobu, saat ini kata naihanchi beserta passai, chinto, dan rohai sudah punah ditiongkok dan hanya diajarkan dalam karate.
Diantara murid dari sokon matsumura adalah anko itosu. Beliau memberikan keterangan mengenai naihanchi adalah kata yang termudah sekaligus yang tersulit. Beliau juga yang menciptakan naihanchi / tekki nidan dan sandan sebagai tambahan sedangkan yang originalnya dinamakan tekki shodan.
Saat ini beberapa aliran mempelajari keseluruhan dari tiga tekki dan beberapa aliran hanya mengajarkan yang originalnya seperti Wado ryu. Tidak hanya naihanchi saja yang hanya diajarkan originalnya, kata lainnya seperti passai, kushanku, juga hanya diajarkan kata aslinya.
hal ini menurut pendiri wado ryu yaitu Hironori Ohtsuka lebih menitik beratkan kepada fungsi pembelaan diri suatu kata daripada mengetahui banyak jurus hanya sebagai gerakkan fisik saja.
Terlepas dari penting atau tidaknya "suffix kata", bagi Hironori Otsuka naihanchi merupakan kata utama wado ryu. Mengenai waktu yang dibutuhkan untuk menguasai kata ini Hironori Ohtsuka mengungkapkan membutuhkan sepanjang usia untuk menguasainya. Hal ini sejalan dengan gurunya yaitu Gichin Funakoshi yang membutuhkan waktu selama tiga tahun untuk setiap tekki. Hal ini menggambarkan begitu dalamnya kata naihanchi ini.
Menurut guru hironori yang lain yaitu choki motobu banyak bunkai dari kata ini yang menggunakan gulatan, kuncian, dan bantingan. Salah satu teknik yang menjadi ciri khas dari kata ini adalah nami-gaeshi (sapuan kaki).
Hironori otsuka berpendapat tujuan utama dari teknik ini adalah melatih keseimbangan. Pada gaya karate yang lain nami-gaeshi dikenal dengan naihanchi geri. Dikisahkan choki motobu pernah mematahkan kaki lawannya dengan teknik ini.
Sudah tidak diragukan lagi bahwa kemampuan bertarung jarak dekat adalah hal yang vital dikuasai sebagai bagian membeladiri dan naihanchi memberikan cara yang efektif dan efisien dalam kondisi ini.
Kita ambil satu contoh sasaran yang menjadi penekanan pada kata ini yaitu serangan langsung pada carotid sinus. Titik ini terletak pada samping leher dibawah rahang.
Serangan dengan tepat dan keras pada titik ini dapat menyebabkan hilangnya kesadaran pada lawan. Hal ini disebabkan titik ini tidak dilindungi oleh otot dan bila terjadi benturan yang keras otak akan bereaksi terdapat tekanan darah yang meninggi dengan sangat cepat.
Sasaran lain yang ditekankan adalah pada dagu lawan. Titik ini sangat berbahaya, terutama saat menggunakan kagi zuki. Teknik kagi zuki yang tepat sasaran dapat menggeser syaraf tulang belakang, terutama pada sambungan tulang tengkorak dan tulang belakang.
Itulah sebagian dari banyak teknik bunkai yang terdapat pada naihanchi. Masih banyak yang bisa digali dari kata ini namun tentunya tidak cukup dijabarkan pada satu artikel atau sesekali latihan saja.
The point is "more you practice it, easier to master it"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar