Rabu, 16 November 2016

Rasa Takut

Apakah anda takut dalam berlatih sparring?

Tenang, anda tidak sendiri. Karena banyak praktisi seni beladiri yang baru berlatih atau yang sudah lama namun jarang berlatih sparring memiliki kendala yang sama yaitu takut.

Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Takut menurut ahli psikologi merupakan hal yang normal karena takut adalah salah satu emosi dasar manusia selain bahagia, sedih, dan marah.

Para petarung dunia yang berlaga di arenapun memiliki rasa takut terhadap lawan yang akan dihadapinya. Mereka tidak melawan rasa takut tersebut namun mereka menerima rasa takut tersebut.

Kadang kita menyangkal ketakutan dan bahkan mengabaikannya. Padahal keberanian tak akan muncul begitu saja tanpa kita menyadari bahwa ketakutan harus dilawan atau diatasi. Akui bahwa rasa takut kita memang ada dan nyata (langkah pertama dalam mengendalikan situasi). Jangan pernah menilai rasa takut itu sebagai sesuatu yang baik atau buruk. Biarkan rasa takut tersebut muncul dengan sendirinya dan tak usah menilainya, biarkan mengalir secara alami dan kita harus menerimanya.

Terdapat kiat kiat khusus untuk melatih sparring dengan rasa takut didalam diri. Pertama kita umpamakan bahwa sparring itu adalah  berenang didalam kolam renang yang sangat dalam. Tentunya bila kita tidak belajar berenang terlebih dahulu dengan menggunakan alat khusus seperti pelampung atapun didampingi langsung oleh ahli maka kita akan tenggelam.

Terdapat hal yang memprihatinkan, yaitu banyak pelatih yang langsung menerjunkan muridnya kedalam sparring tanpa mengetahui kondisi psokologis dan teknik dari anak didiknya. Hal ini diibaratkan melempar anak kedalam kolam yang dalam padahal ia tidak bisa berenang.

(Banyak orang tua yang bertanya kepada saya mengenai seni beladiri apa yang baik untuk perkembangan anak, maka saya menjawab apapun seni beladirinya yang terpenting adalah pelatihnya apakah mengetahui ilmu psikiologi, ilmu mekanisme tubuh, p3k, dan lain sebagainya)

Berikut ini tips dalam sparring untuk menghindari cidera yang fatal dan mengelola rasa takut:

1. Yakso kumite / pertarungan perjanjian
Kumite ini dilakukan kepada kedua belah pihak atau lebih yang mana masing masing telah sepakat terhadap peran yang akan dilakukan (apakah ia yang menyerang atau bertahan). Dalam kumite ini masing masing peserta sudah mengetahui tekniknya dan dilakukan secara instruksi.

2. Menggunakan pengaman
Penggunaan pengaman saat sparring wajib diperlukan, tentunya untuk menghindari cidera. Pada tahap ini instruksi tidak lagi diperlukan, jadi setiap karateka harus memiliki naluri kapan harus menyerang dan kapan harus bertahan. Pada tahap inipun dapat ditentukan siapa yang menyerang dan siapa yang bertahan namun untuk teknik diharapkan dapat berimprovisasi.

3. Membatasi target sasaran
Untuk melatih keberanian, membatasi target sasaran sangat diperlukan selain melatih keberanian latihan ini juga berfungsi untuk mengasah teknik agar tajam dan akurat. Setelah terlihat perkembangan yang signifikan kemudian dapat memperluas target sasaran contohnya dari yang hanya target sasarannya leher kebawah dan sabuk keatas diperluas menjadi seluruh tubuh.

 4. Jiyu kumite / pertarungan bebas
Pada tahap ini tidak ada instruksi gerakan dan sasarannya pun bebas. Kumite ini dilakukan ketika karateka sudah berani dan percaya diri terhadap teknik yang dimiliki. Naluri menyerang dan bertahan serta taktik dan strateginya sudah matang. Untuk tahap ini penggunaan pengaman masih diperlukan namun penggunaan tenaga dan kecepatan dapat sampai tingkat maksimal.

5. Full contact kumite
Pada full contact kumite tubuh akan merasakan benturan yang sangat keras jika serangan lawan mengenai kita. Peraturannya pun sangat bebas dan pemenang hanya ditentukan saat lawan benar benar tidak mampu lagi melawan. Untuk kumite tahap ini hanya diperuntukkan bagi karateka yang sudah matang baik fisik, psikis dan tekniknya.

Itulah beberapa tips untuk melatih keberanian dalam sparring. Tips tersebut hanyalah sebagai sarana anda mengatasi rasa takut, pada intinya semua kembali kedalam diri anda yaitu bagaimana anda mengelola mindset anda.

Senin, 07 November 2016

Maai

Maai adalah istilah yang digunakan dalam seni beladiri jepang untuk mengungkapkan jarak dengan lawan. Dalam hal ini jarak tidak hanya untuk ruang namun juga waktu yang dibutuhkan untuk melakukan serangan kearah lawan, sudut serang dan ritme serangan.

Dengan kata lain anda harus berada pada posisi dan waktu yang tepat saat melakukan suatu serangan.

Sebagai contoh lawan yang memiliki kecepatan, maai akan lebih panjang dari yg lambat. Jadi suatu keharusan untuk menguasai maai yang menjadi kemampuannya dalam suatu pertarungan.

Dalam artian bahwa anda dapat melakukan serangan terlebih dahulu dari lawan anda, dibandingkan serangan secara simultan atau terpojok tanpa melakukan serangan balik.

Dalam mengoptimalkan maai, maka diperlukan footwork yang bagus karena penggunaan gerak langkah dapat menentukan jarak, ruang, dan sudut serang.

Bayangkan, bila anda kehabisan nafas dalam pertarungan anda dapat menurunkan tangan anda dan menarik nafas yang cukup atau mendorong lawan anda. Namun jangan sekali kali anda berhenti bergerak. Tetap bergerak / footwork dengan memberikan ruang aman maka dapat menjadi kesempatan anda untuk "isrirahat".  Dan tentunya untuk melakukan serangan.

Di lain sisi berlawanan dengan gaya bertarung ofensif, banyak orang hanya terkonsentrasi untuk menyerang, namun jika lebih sabar serta memahami batas dari jangkauan lawan, kemudian mendapatkan waktu yang tepat maka pada saat itu lawan akan "terkunci" baik fisik maupun mental. Pada momen itulah waktu yang tepat melakukan serangan telak kearah lawan.

Gaya bertarung defensif atau counter menggunakan maai yang lebih sempit dan singkat dengan memperhitungkan angel / sudut serang, waktu, mengkonsentrasikan tenaga pada serangan, dan keakuratan sasaran pada daerah vital.