Jumat, 15 April 2016

Bagaimana karate dapat membantu anak anda mendapatkan peringkat yang lebih baik?

Karate dapat membantunya dengan mengembangkan berbagai keterampilan yang dibutuhkan oleh anak. Jika anak anda kesulitan dalam pelajaran, anda dapat mempertimbangkannya untuk mengikuti kelas karate.

Alasan 1
Belajar membutuhkan disiplin
Karate mengajarkan disiplin dalam segala hal, kedisiplinan yang dilatih dalam karate akan menjadi kebiasaan yang baik untuk mendukung pencapaian akademis anak anda.

Alasan 2
Persiapan yang matang membawa kepada kesuksesan
Dengan mengikuti kelas karate anak anda belajar pentingnya kesiapan. Sifat ini akan terbawa di sekolah dan membantu anak anda belajar dengan baik.

Alasan 3
Murid yang baik selalu fokus
Fokus adalah kunci untuk mencapai segala hal, dimanapun jua tidak hanya dikelas karate. Karate dapat membantu anak anda untuk fokus guna mencapai hal yang besar.

Alasan 4
Menetapkan dan berusaha mencapai tujuan adalah hal penting menuju kesuksesan
Tidak ada seorangpun yang sukses tanpa memiliki tujuan dan berusaha mencapainya. Karate mengajarkan hal ini dengan cara yang fun dan dramatis. Ketika mereka telah memahami dan mengaplikasikan di sekolah maka hasilnya adalah peringkat yang lebih baik.

Alasan 5
Aktifitas fisik membangun fungsi kognitif*
Berdasarkan penelitian, anak yang lebih banyak beraktifitas fisik membentuk fungsi kognitif yang lebih baik. Karate juga dapat meningkatkan daya ingat dan kepekaan, hal ini terjadi saat anak mengeluarkan energinya.

*Fungsi Kognitif merupakan kemampuan seseorang untuk menerima, mengolah, menyimpan dan menggunakan kembali semua masukan sensorik secara baik. Fungsi kognitif terdiri dari unsur-unsur,memperhatikan (atensi), mengingat (memori), mengerti pembicaraan/berkomunikasi (bahasa), bergerak (motorik) dan merencanakan/melaksanakan keputusan (eksekutif).

Tangan Kosong Iwan Fals

Sebelumnya kohai ini meminta maaf, bukan malas menulis atau kekurangan ide sebab artikel berikut adalah hasil salin dan tempel mengenai salah satu idola dan senior kohai. Semoga kita dapat mengambil manfaat dari artikel ini

Tangan Kosong, Karate Dojo Tiga Rambu – Iwan Fals
Oleh : Tiga Rambu
Sisi lain Iwan Fals sebagai penyanyi adalah memiliki hobi olah raga bela diri karate. Sejak kecil Iwan Fals diperkenalkan ibunya (Hj. Lies) olah raga yudo. Kemudian pada usia dewasa Iwan Fals mengikuti latihan karate. Dari karate Iwan Fals mampu mengukir prestasi membanggakan. Pernah meraih Juara Karate Tingkat Nasional. Iwan Fals sempat melatih karate di STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Di lapangan badminton rumah kawasan Condet Jakarta Iwan Fals melatih karate yang beberapa murid karatenya kini menjadi Simpai di Dojo Tiga Rambu yaitu Simpai Budi, Simpai Dayat, dan Simpai Aras. Kemudian Iwan Fals dan keluarga bertempat tinggal di Leuwinanggung Jawa Barat tahun 1997, tepatnya di halaman rumput tanpa baju seragam dan bercelana pendek ratusan anak muda mengikuti latihan karate.

Maksud dibuka latihan karate di rumah agar ada silaturahmi ke rumah. Tidak lebih dan tidak kurang yang Iwan Fals punya dan itulah yang Iwan Fals beri. Maka yang diberikan adalah melatih karate karena bisa membuat badan sehat jauh dari penyakit seperti masuk angin. Iwan Fals melatih karate berawal dari pikiran sederhana yang penting adalah sehat, tahu gerak, unsur kumite kurang, geseran maju mundur, dan jurus. Tujuannya adalah disiplin gerak karena karate ada tiga unsur gerak yaitu kihong (dasar karate), kata (seni bela diri), dan kumite (pertarungan).
Berkembang kemudian untuk lebih tertata dengan mendirikan Dojo Tiga Rambu. Jika dahulu absensi kurang ketat karena berprinsip “yang penting senang dulu” maka sekarang absen diperketat untuk menghindari “kalo mau ujian latihan”. Absen penting sebagai syarat ujian kenaikan sabuk. Jadwal-jadwal di pusat terus diikuti sehingga bisa menyalurkan atlet berprestasi. Dojo Tiga Rambu mempunyai prestasi yaitu Juara Umum Pertandingan Tiga Rambu. Maka ada harapan kemudian Dojo Tiga Rambu menelurkan atlet nasional.

Dojo Tiga Rambu harus membuat turnamen yang sifatnya rutin karena dari sini akan muncul potensi bibit atlet. Turnamen melatih untuk tampil dan percaya diri. Hasil latihan selama empat bulan dipertandingkan agar menjadi kebanggaan anak maupun orang tua. Sebab jika tidak ada turnamen khawatir anak jadi malas karate. Karate harus berhadapan, karate harus semangat, karate harus berbentuk, karate harus fokus, karate harus penghayatan, dan itu dapat dinilai dalam turnamen. Harapannya adalah bukan sekedar menang-kalah tetapi karateka dapat ruang untuk ikut bertanding dengan gembira. Hasil latihan karate diuji dan karateka mampu memperagakan teknik karate. Bagi Iwan Fals, karate bukan sekedar menang tapi menang dalam memaknai kehidupan.

Karate “way of life”

Sebagai penyanyi butuh kondisi tetap sehat karena berpengaruh secara fisik. “Kalo nggak latihan karate sulit untuk main di panggung dua jam”, ucap Iwan Fals. Akan nampak berbeda dan berpengaruh terhadap mental dalam menyikapi sebuah pekerjaan, antara yang karate dan tidak. Begitupun rasa percaya diri yang melekat pada anak-anak. Percaya diri seorang anak akan tumbuh dan terbiasa tampil depan umum karena anak-anak karate depan kelas ditonton banyak orang menjadi hal yang biasa. Jalan hidup karate adalah tertuang pada janji karate yaitu sanggup memelihara kepribadian, sanggup patuh pada kejujuran, sanggup mempertinggi prestasi, sanggup menjaga sopan santun, sanggup menguasai diri.
Maka tidak benar jika dikatakan karate untuk anak-anak sama dengan mengajarkan kekerasan. Dimana letak kekerasannya? Iwan Fals mengartikan karate lewat Lagu Tangan Kosong.

Awalnya putih murni dan suci
Seperti bayi baru lahir
Ia lemah sekaligus liat
Energinya berlipat-lipat
Pertumbuhannya tergantung sang guru

Lalu kuning bak matahari
Yang memberikan semangat
Hari baru menyambutnya
Ia bersinar bagi sekitar
Kepribadiannya tumbuh
Dan ingin segera bertarung

Tangan kosong isi kosong
Bukan omong kosong
Bukan tong kosong (pepesan kosong)
Tangan kosong (hei) kantong kosong
Tak boleh bohong tapi hati plong

Rumput hijau pepohonan
Siapapun betah disitu
Memberikan perlindungan
Menuju keseimbangan
Lalu ia memberi oksigen tanpa pamrih

Langit biru dan samudera
Tak terkira luas dan dalamnya
Tantangan sekaligus keindahan
Kendali diri selalu teruji
Tetapi kesetiaannya terus menemani

Tanah coklat sabar berisi
Kokoh stabil mengayomi
Ia rendah hati
Tentu saja menghidupi
Seharusnyalah ia subur
Tak gersang

Akhirnya hitam tak terduga
Keteguhan karena tempaan
Percaya diri
Sudahlah bulat
Jadi idaman dalam kebaikan
Tanggung jawabnya bertambah besar
Walau demikian ini barulah awal
Awal dari sebuah perjalanan
Hidup yang panjang

Ciri orang hidup adalah bergerak dan karate adalah bergerak seperti yang dimaksud 20 filosofi karate menurut Bapak Karate Gichin Funakoshi :
1. Karate diawali dengan pemberian hormat dan diakhiri dengan pemberian hormat pula
2. Tak ada serangan pertama pada karate
3. Karate merupakan alat pembantu dalam keadilan
4. Pertama-tama control dirimu sebelum mengontrol orang lain
5. Semangat yang utama, teknik kemudian
6. Senantiasa siap untuk membebaskan pikiranmu
7. Kecelakaan timbul karena kecerobohan
8. Janganlah berfikir bahwa latihan karate hanya bisa di dojo
9. Mempelajari karate memerlukan waktu seumur hidup dan tak ada batasan
10. Masukkan karate dalam keseharianmu, maka kamu akan menemukan Myo (rahasia yang tersembunyi)
11. Karate seperti air yang mendidih. Jika kamu tak memanaskannya secara teratur ia akan menjadi dingin
12. Janganlah kamu berpikir kamu harus menang, tapi berpikirlah bahwa kamu tidak boleh kalah. OSH (pantang menyerah)
13. Kemenangan tergantung kepada keahlianmu membedakan titik-titik yang mudah diserang dan yang tidak
14. Pertarungan didasari oleh bagaimana kamu bergerak secara hati-hati dan tidak (bergerak menurut lawanmu)
15. Berpikirlah bahwa tangan dan kakimu adalah pedang
16. Jika kamu meninggalkan rumah berpikirlah bahwa kamu memiliki banyak lawan yang menanti. Tingkah lakumulah yang mengundang masalah bagi mereka
17. Pemula harus menguasai postur dan cara berdiri, posisi tubuh yang alami untuk yang lebih ahli
18. Berlatih kata adalah satu hal, terlibat dalam pertarungan sungguhan adalah hal lain
19. Jangan lupa secara tepat memperagakan kelebihan dan kekurangan dari kekuatan, peregangan dan kontraksi dari tubuh, serta cepat lambatnya teknik
20. Selalu berpikir dan berusahalah menemukan cara untuk hidup dengan aturan-aturan di atas setiap hari.

Karate sama dengan musik karena di dalam karate ada irama, ritme, dan penghayatan. Karate menjadi pilihan dalam menyikapi situasi Iwan Fals sehingga mampu membendung godaan sebagai selebritis berupa uang dan popularitas. Karate menuntun gemar membaca buku dan membaca alam maka karate menjadi solusi. Iwan Fals kembali menegaskan bahwa karate itu bertarung melawan diri sendiri. *sr


Leuwinanggung, 5 Agustus 2014

Rabu, 13 April 2016

Misteri Karate 2

Berikut ini lanjutan dari artikel Misteri Karate 1, bagi yang akan membaca artikel ini dapat membaca artikel sebelumnya.

Dengan konsep dasar seperti yang dijelaskan pada artikel sebelumnya, kita masuk kedalam penjabaran bunkai, yang mana bunkai adalah tahap pertama untuk membuka teknik yang masih menjadi misteri dalam pengaplikasiannya sebelum kita melangkah ke Bunseki (menganalisa) dan Oyo (pengaplikasian).

Dalam menjabarkan teknik dari kata, pertama kita harus pintar dalam memilih kata sebab ada beberapa kata yang bertujuan untuk pembelajaran olah raga atau beberapa kata yang bertujuan untuk melatih fikiran dengan melatih pernapasan disertai gerakan fisik.

Kemudian setelah kita memilih jurus atau kata ada hal yang harus diketahui bahwa suatu kata bukanlah satu gerakan panjang yang kita bayangkan sedang dikepung oleh banyak lawan. Untuk mempelajari bunkai, kata dibagi per-sequence dalam penjabarannya dan setiap bagiannya mengandung berbagai macam teknik dan kaidahnya sehingga keseluruhan kata menjadi semacam buku paket. Biasanya bagian yang dijabarkan dalam bunkai terdiri dari 1 sampai 5 gerakan.

Kemudian kita masuk kedalam Bunseki atau menganalisa suatu teknik yang sudah kita ketahui bunkainya. Hal dasar yang kita analisa pertama adalah tumpuan atau kuda kuda, karena hal ini memberikan pengaruh besar kepada bagian atas tubuh bagaimana bagian atas bekerja.

Setiap kuda kuda memiliki tujuan sendiri dalam penggunaannya. Apakah kuda kuda yang menaruh berat kedepan? (zenkutsu dachi), belakang? (kokutsu dachi), tengah? (shiko dachi), dan lain sebagainya. Memperhatikan menaruh letak berat badan dalam penggunaan kuda kuda dan perubahan kuda kuda dari satu ke lainnya sangat berpengaruh terhadap keefektifan suatu teknik.

Kemudian tahapan berikutnya kita analisa mengenai arah gerakan. apakah kita bergerak kedepan, samping, mengelak meloncat dan lainnya. Namun intinya sama dengan kuda kuda yaitu memperhatikan mengapa dan bagaimana menaruh berat tubuh dalam berbagai macam arah gerakan.

Keharmonisan antara bagian atas tubuh dan bawah tubuh. Pembatas antara dua bagian tersebut terletak pada pinggul yang menjadi titik keseimbangan, tenaga, dan jembatan antara bagian atas dan bawah. Penggunaan teknik atas berupa teknik tangan dan sundulan harus berinteraksi secara harmonis dengan bagian bawah tubuh seperti kuda kuda, arah gerakan, dan distribusi berat badan. Begitu juga dengan teknik bawah seperti teknik kaki, sapuan, tendangan harus sinkron dengan bagian atas tubuh seperti tangan dan berat tubuh. Intinya bagian atas tubuh dan bawah harus bekerja sebagai satu unit kesatuan.

Tangan, dalam bunkai bentuk tangan harus diperhatikan apakah tangan yang terbuka atau terkepal. Tangan terbuka dapat mempresentasikan menangkap atau melepaskan pegangan sedangkan tangan terkepal dapat mempresentasikan menggenggam atau mematahkan. bentuk serangan dalam kata baik itu menggunakan tangan terbuka maupun terkepal memiliki aplikasi yang berbeda.

Kemudian terdapat hal yang banyak dilupakan bagi para karateka mengenai bentuk tangan yang pasif. Tidak ada hal yang tidak berguna dalam bentuk teknik karate termasuk tangan yang pasif. Tangan terlihat pasif bila tangan sedang melindungi bagian tengah atau setelah membelokkan serangan (ketika tangan aktif sedang melakukan suatu gerakan), contohnya Hikite. kedua buah tangan pasti memiliki suatu fungsi, sama seperti kedua buah kaki.

Kemudian tempo, gerakan kata yang lambat maupun cepat dan perubahan ritme memiliki tujuan tersendiri dalam pengaplikasiannya. Gerakan yang lambat dapat mempresentasikan mendekat ke arah lawan, mematahkan persendian atau teknik kuncian, sedangkan gerakan yang cepat dapat mempresentasikan serangan langsung, meloloskan diri dari kuncian, melempar lawan dan menangkis.

Think out of the box, setiap gerakan yang kita lihat biasa mungkin memiliki teknik yang terkandung didalamnya seperti; hikite apakah sekedar tangan yang ditaruh dipinggang atau ushiro hijiate atau sebagai menarik tangan lawan agar lawan mendekat kepada kita disertai pukulan telak ke arahnya? gerakan magate apakah sekedar balik badan atau teknik melempar? dan lain sebagainya.

Setelah kita mengetahui penjabaran kata (bunkai), menganalisa (bunseki), sekarang kita masuk kedalam pembahasan bagaimana pengaplikasiannya (oyo).

Dalam Oyo / aplikasi suatu teknik anda harus memiliki pemahaman yang mendalam mengenai suatu teknik dalam pengaplikasiannya dan bagaimana cara pengaplikasiannya. Sebagai bahan pertimbangan dalam memahami pengaplikasian suatu teknik dapat menyimak hal hal berikut ini:

• Siaga dalam mempertahankan diri secara alami bukan dengan gaya seolah olah sedang bertinju atau menggunakan gaya bangau seperti pada film kungfu. Perlu diingat ini adalah moment dimana kita harus selamat dari kontak fisik selalu waspada bahwa serangan bisa datang dari arah samping, belakang, bawah, dan atas. Jangan beranggapan bahwa ini adalah pertarungan satu lawan satu, seimbang dan disebuah arena.

• Aplikasikan suatu teknik atau bunkai kata dalam berbagai macam serangan yang berbeda. Mengapa demikian? karena anda tahu teknik yang anda miliki namun anda tidak mungkin tahu bagaimana serangan akan datang kepada anda.

• Jangan berasumsi atau memprediksi ketika anda menggunakan aplikasi suatu teknik dipertarungan biarkan reflek yang bekerja. Menciptakan reflek tentunya dengan berlatih sungguh sungguh.

• Berlatih dengan rekan yang menyerang secara tak terduga. Inisiatif rekan dapat melatih kesiapan kita dalam menghadapi pertarungan nyata.

Sebagai penutup artikel ini dalam memahami bunkai bahwa kita pasti akan menghadapi saat "stuck" dimana kita tidak memiliki ide atau petunjuk dari suatu teknik. Hal ini dapat diatasi dengan "think out of the box" seperti:
cross training dengan seni beladiri lain, mempelajari sejarah mengapa terdapat beberapa varian kata yang berbeda, belajar kata yang sama dari aliran lain, menggunakan teknik kotor, dll.

"Kata bukanlah suatu bentuk tarian kompetisi yang indah, tapi sebuah seni beladiri untuk pertahanan diri - yang menentukan antara hidup dan mati.
– Kenwa Mabuni (Pendiri Shito-ryu Karate)

Rabu, 06 April 2016

Misteri Karate 1

Pernahkah anda memecahkan suatu kode menjadi sebuah petunjuk atau menyukai cerita maupun film bergenre mystery yang membutuhkan kemampuan menganalisa suatu teka teki.

Bila sahabat menyukainya apakah jawaban suatu teka teki tersebut sama dengan perkiraan jawaban anda? I can guarantee that most of you have different result with the end of movie or story. Tentunya bila jalan cerita suatu film ataupun novel mudah ditebak, cerita tersebut tidak akan menjual kepada pecinta film mystery.

Pengarang cerita akan memasukkan teka teki tersembunyi dalam ceritanya, hal yang sama terjadi pada jurus atau dalam karate disebut kata. Kata adalah rangkaian dari beberapa gerakan beladiri. gerakan-gerakan didalam Kata itulah para pencipta Kata menaruh teka teki.

Hmmm... Selain berlatih fisik yang menguras tenaga, apakah kita harus kembali berfikir keras untuk memecahkan teka teki suatu kata? seperti pertanyaan:
"Apa maksud dari gerakan ini? Apa tujuan dari gerakan ini? Bagaimana caranya gerakan ini digunakan untuk menghadapi lawan?"

Cukup diketahui bersama bahwa karate is not just martial arts, it's smartial arts. Karate bukanlah menjadikan para praktisinya menjadi tukang pukul atau lebih mengandalkan otot dari pada otak. Dalam mempelajari karate membutuhkan pendekatan akademis dari berbagai macam disiplin ilmu seperti mekanisme gerak, fisika, nutrisi, filosofi, sejarah, sosiologi, de el el.

Kata atau dalam bahasa disebut jurus adalah rangkaian gerakan beladiri yang dirangkai dari beberapa gerakan menjadi satu kesatuan. Dalam karate, penjabaran gerakan jurus atau kata disebut bunkai. Bunkai adalah proses menganalisa Kata / jurus dan menuangkannya menjadi teknik pertarungan.

Banyak diantara para karateka tidak pernah diajarkan bunkai secara komprehensif dan terstruktur dengan baik. Jika memang ada hanya sebagai catatan pinggir suatu teknik. Tapi tidak dapat disalahkan dikarenakan yang mengajarpun tidak diajarkan bunkainya oleh instrukturnya.

Hal ini menyebabkan kata hanya dihapal gerakannya saja dan digunakan sebagai latihan fisik, persiapan kenaikan sabuk, dan pertandingan. Padahal kata adalah bagian terpenting dari karate, if you can't do kata, you just do kick boxing and if you can't do bunkai, you just do punching and kicking dance.

Dalam karate kata berfungsi sebagai sarana penyimpanan teknik beladiri atau silabus yang diturunkan dari guru ke murid.

Back in ye old days, di Okinawa saat karate diajarkan untuk umum disusunlah lima kata Pinan oleh Itosu guna memperkenalkannya kepada murid sekolah dasar. Tentunya anak SD tidak diajarkan teknik mematikan, kelima kata pinan bertujuan untuk melatih fisik namun tidak menghilangkan teknik beladirinya. Dengan kata lain teknik beladirinya disembunyikan dalam gerakan untuk latihan fisik.

Kemudian karate diperkenalkan ke wilayah utama jepang, ada beberapa modifikasi dalam kata seperti mengganti nama asli kata yang berbau bahasa tionghoa menjadi berbahasa jepang, mengembangkan teknik seperti tendangan yang tinggi atau berputar serta penambahan teknik lainnya selain itu juga disertai "pengurangan" teknik seperti teknik kuncian, bantingan, totokan, dan teknik lainnya. (teknik kuncian atau bantingan jarang dipelajari saat itu karena masyarakat jepang sudah mengenal jujutsu, judo, maupun aikido, sehingga karate sebagai pelengkap untuk teknik striking-nya. atau bahkan digabungkan seperti pada aliran Wado-ryu). Dan perubahan teknik agar kata yang dipertunjukkan terlihat indah

Jadi seiring berjalannya waktu dan demi mempopulerkan karate aspek makna dari kata menjadi dikesampingkan. Namun tidak perlu khawatir karena pada dasarnya kata adalah sebuah kapsul waktu yang mana semua teknik, kaidah, ide, cara bertarung dan lainnya dirangkum oleh para ahli beladiri yang mana teknik teknik tersebut diambil dari berbagai macam seni beladiri yang sudah teruji, sesuai dengan kondisi pertarungan dan sesuai dengan anatomi tubuh manusia. Tinggal para praktisi kata untuk memperdalam pengetahuannya tentang bunkai.

Dalam pengaplikasian suatu teknik dalam kata harus masuk akal dan didasarkan pada prinsip-prinsip membela diri: teknik yang efektif, sederhana untuk mengeksekusi, efisien, mudah untuk berlatih dan cepat untuk mengingat.

Perlu diingat tujuan utama dari karate adalah membeladiri tanpa terluka bukan membeladiri dengan melukai lawan. Bagaimanapun juga situasi dan kondisi dilapangan pasti diluar perkiraan, kita dituntut untuk memaksimalkan peluang selamat yaitu dengan menyerang struktur tubuh lawan berikut ini:
• Pernapasan
• Peredaran darah
• Kesadaran
• Dislokasi
• Organ dalam
• Otot
• Sistem reproduksi

Menyerang sistem pernapasan dimaksudkan untuk menghentikan jalur udara lawan salah satunya dengan cara mencekik. Menyerang peredaran darah untuk menghentikan sirkulasi darah. Darah membawa oksigen dan zat yang dibutuhkan tubuh ke organ dan otak, bila sirkulasi tersebut dihentikan maka organ dan otak tidak akan berfungsi.

Menyerang kesadaran yaitu menyerang bagian tubuh yang mana bila terjadi benturan yang keras maka seketika lawan akan hilang kesadarannya seperti pada pelipis dan dagu. Dislokasi adalah mengubah lokasi bagian tubuh yang terletak pada sendi atau pertemuan antar tulang (membutuhkan lebih dari sekedar mematahkan jari untuk menghentikan serangan lawan).

Organ dalam adalah organ yang dilindungi oleh sejumlah tulang atau otot, sangat berbahaya bila terjadi benturan yang tidak bisa ditahan oleh tulang atau otot yang melindunginya.

Menyerang otot sebagai komponen gerak dapat memperlambat gerakan dari lawan. Dan yang paling mudah untuk dipelajari dan efektif adalah menyerang alat kelamin karena bersifat rapuh dan banyak syaraf berada diorgan tersebut.

Dari struktur tubuh tersebut kita ketahui bahwa dalam karatepun mempelajari anatomi tubuh manusia terutama terkait dalam pembahasan kita kali ini yaitu bunkai. Dengan mempelajari anatomi tersebut kita dapat:
• Mengoptimalkan dalam menyerang atau melindungi titik lemah (alat kelamin, kepala belakang, uluhati...)
• Mengoptimalkan tubuh manusia yang dapat dijadikan senjata (tinju, tendang, sikut, lutut....)
• Mengoptimalkan sudut, arah, frekuensi, waktu, intensitas, de el el (taktik dan strategi)

Dengan memahami tubuh manusia akan memudahkan karateka menilai apa, dimana, bagaimana dan mengapa suatu teknik (bunkai) akan berhasil atau gagal dieksekusi.

Berlanjut ke bagian kedua ====>