Kamis, 27 April 2017

Sakura


Kalian pasti tahu bunga sakura kan?

Yup, bunga nasional jepang yang sangat terkenal di penjuru dunia. Banyak orang pergi ke jepang hanya untuk menikmati mekarnya bunga sakura yang disebut hanami (ohanami). Hanami biasa dilakukan pada saat bunga sakura mekar serentak dan menjadi pemandangan yang begitu indah.

Tapi tahukah kalian, kita tak perlu jauh jauh pergi ke jepang untuk melihat mekarnya bunga sakura. Di kebun raya cibodas terdapat taman bunga sakura juga lho.

Di kebun botani peninggalan Belanda ini,  sakura ternyata bisa berbunga 2 kali dalam satu tahun, yaitu sekitar bulan Januari-Februari dan Juli-Agustus, suatu hal yang sungguh menakjubkan. Bunga ini mekarnya bisa bertahan sekitar 4 hari. Masa yang diperlukan sejak tumbuh kuncup hingga gugur bunga adalah sekitar 1 minggu.

Sungguh menakjubkan bukan? Di tanah perantauannya ia bisa berbunga dua kali dalam setahun sedangkan di negeri iconicnya hanya berbunga setahun sekali.

Hmm... Sambil duduk dibawah pohon sakura yang hanya menyisakan beberapa bunga seolah menantiku sebelum sang waktu menggugurkannya, aku berfilosofi mengenai karate dan seni beladiri impor lainnya ataupun olah raga impor lainnya.

Mencontoh sakura cibodas yang mekarnya melebihi negara iconicnya jepang, setidaknya seni beladiri impor dan lainnya haruslah menjadi lebih baik dari negara asalnya baik itu prestasinya maupun individunya. Sehingga cabang olah raga beladiri impor menjadi sarana mengharumkan nama bangsa.

Selasa, 25 April 2017

Kegiatan di Padepokan Judo Indonesia

Apakah anda tahu bahwa hampir setiap seni beladiri yang ada di Indonesia memiliki tempat latihan yang terpusat sebagai contoh untuk karate ada oso sport center yang terletak di kota bekasi, kemudian pencak silat memiliki padepokan pencak silat di Taman Mini Indonesia Indah.

Pada artikel kali ini akan meliput kegiatan di pusat latihan untuk seni beladiri judo yang terletak di daerah ciloto-bogor yang dinamakan padepokan judo indonesia. Padepokan ini terletak dalam satu area dengan hotel arra lembah pinus.

Dojo ini sering sekali digunakan untuk pelatnas judo maupun olah raga rumpun judo lainnya. Mengingat suasananya yang tenang dan udaranya yang sejuk sangat cocok sekali menjadi kawah candradimuka untuk menggembleng pejuang olah raga demi mengharumkan merah putih.

Minggu lalu saya kesana dalam rangka program latihan menaikkan berat badan dan pengenduran urat syaraf aka liburan, kebetulan terdapat pelatnas Kurash dan Sambo. Bagi yang belum tahu, kurash adalah seni beladiri kuno bangsa tartar atau uzbekistan yang diangkat sebagai olah raga modern yang dipertandingkan. Sedangkan sambo (SAMooborona Bez Oruzhiya), artinya "bela diri tanpa senjata" merupakan seni beladiri yang dikembangkan di uni soviet.

Kedua beladiri itu terdapat kemiripan dengan beladiri judo sehingga banyak judoka yang direkrut untuk masuk pelatnas di padepokan judo indonesia. Mereka dipersiapkan untuk berlaga diajang bergengsi asian games. Sehingga mereka sudah dilatih mulai dari satu tahun sebelumnya.

Selama melakukan observasi di sana, aku menemukan latihan yang spesial. Dalam sehari mereka akan latihan empat jam dibagi dua jam pagi hari untuk melatih endurance dan sore hari dua jam latihan teknik. Semua itu dilakukan selama enam hari dalam seminggu serta didukung asupan gizi yang seimbang.

Selain itu mereka pasti akan mendapat try out dengan berlaga di event pertandingan guna mengetahui kekurangan dan kelebihan mereka sehingga diharapkan target asian games dapat tercapai.

Dan juga mereka dilatih oleh banyak pelatih yang yang memiliki spesifikasi sendiri baik itu untuk endurance, teknik, dan lainnya. Dikarenakan mereka adalah atlit yang sudah "tercetak" sehingga pada saat pelatnas mereka tinggal melakukan repetisi gerakan yang amat banyak.

Nah yang paling spesial adalah pada saat latihan teknik disore hari, mereka mendengarkan musik beat yang cukup keras. Seperti pada senam aerobik yang menggunakan musik, pelatnas inipun menggunakannya untuk melakukannya pada repetisi teknik.

Terus terang hal ini merupakan hal yang baru bagiku, karena selama ini aku beranggapan bahwa latihan seni beladiri penuh keseriusan dan membutuhkan ketenangan.

Teringat akan cerita ketika olimpiade di seoul yang mana malam sebelum pertandingan semua atlit korea melakukan meditasi sedangkan atlit amerika mendengarkan Van Hellen, hasilnya? Amerika keluar sebagai juara umum.

But any way, tidak semua orang akan cocok dalam satu metode ya jadi baik meditasi maupun musik beat up semua tergantung pada psikologi atlit tersebut.

Ok gaes, segitu aja liputannya. Lebih kurangnya mohon maaf :)

Nama donatur.

Iconic statue.

Dojo kebanggaan.

Donatur dojo.

Para atlit dan pelatih.


Minggu, 09 April 2017

The secret of Heian/Pinan



"Apalah arti sebuah nama?" begitulah ungkapan dari William Shakespeare. Namun apabila memang suatu nama memiliki makna tersembunyi sehingga jika tahu menjadi jelas tujuan dinamakannya sesuatu?

Hal yang sama dapat pula terlihat dari nama Kata atau jurus dalam karate. Seperti yang kita ketahui bahwa nama kata dalam karate diubah oleh Gichin Funakoshi saat dipromosikan ke pulau utama jepang untuk menghilangkan hal yang terdengar agak ke"cina"an (Karena pada saat itu nasionalisme jepang sedang digaungkan).

Kemudian oleh seorang murid senior Funakoshi yang bernama Hironori Ohtsuka (yang dikemudian hari menciptakan aliran karate sendiri yang bernama Wado-ryu) mengembalikan nama kata sesuai dengan aslinya pada aliran yang dia ajarkan.

Pada artikel ini akan mengangkat nama dari kata Pinan / Heian (nama pinan dipakai pada wado-ryu,  shorin-ryu, dan okinawan karate. Sedangkan heian dipakai oleh shotokan). Sebelum mengetahui arti dari nama kata tersebut baiknya kita tahu dulu siapa yang membentuk kata pinan ini dan alasannya.

Anko Itosu adalah seorang ahli seni beladiri yang mendapat pengajaran langsung dari Bushi Matsumura Sokon. Dari Anko Itosu juga menurunkan murid yang menjadi ahli seni beladiri yang berpengaruh besar terhadap penyebaran karate seperti Gichin Funakoshi, Kenwa Mabuni, Choki Motobu, dan lainnya.

Itosu adalah orang yang bertanggung jawab mengeluarkan karate dari "tempat persembunyiannya" yaitu dengan cara memasukkan karate menjadi materi pembelajaran wajib di sekolah.

Mengingat teknik karate sangat berbahaya, maka beliau menciptakan lima buah kata sebagai "pijakan" untuk mempelajari kata yang lebih tinggi. Lima buah kata ini (pinan/heian) diambil dari potongan dari kata kushanku dan channan dengan "menyembunyikan" teknik mematikannya.

Secara kasat mata kelima kata pinan/heian ini tidak terlihat ada teknik yang mematikan dan hanya sekedar latihan fisik pukul, tendang, dan tangkis. Namun bila ditelaah dengan bunkainya maka teknik yang sederhana tersebut tersembunyi rahasia that can save your ass from the street fight.

Sejurus dengan bunkainya, makna kata pinan/heian yang selama ini kita tahu memiliki arti "perdamaian" atau "ketenangan" ternyata memiliki arti yang jauh berbeda. Seperti yang kita ketahui karate mendapat pengaruh yang besar dari negeri tiongkok termasuk penamaan kata.

Bila kita sinkronkan kanji jepang untuk pinan/heian maka pada bahasa mandarin akan dilafalkan "ping'an", kurang lebih memiliki arti "tetap aman" atau "terlindungi dari marabahaya".

Wow!

Anko Itosu benar benar jenius membungkus makna dan teknik pada kata pinan/heian. Sehingga kata ini tidak hanya bisa dipraktekkan oleh anak sekolah namun bisa menjadi senjata bagi orang dewasa (bila dipelajari secara mendalam).

Yep, That’s the secret of Heian/Pinan.