Senin, 28 Maret 2016

Ofensif dan Defensif

Pandangan para seniman beladiri terhadap cara menghadapi lawan sangatlah beragam. Selama saya mempelajari seni ini setidaknya ada dua tipe para ahli beladiri menyikapi bagaimana cara menghadapi lawan. Dua tipe ini terkait dengan kepribadian para penganutnya.

1. Tipe Defensif
Defensif bermakna bahwa tidak ada serangan terlebih dahulu dalam karate, maka dari itu setiap kata di karate diawali dengan tangkisan. Hal ini diungkapkan dalam 20 perinsip karate oleh Gichin Funakoshi

2. Tipe Ofensif
Ofensif bermakna bahwa kita harus berinisiatif untuk memulai serangan untuk menetralkan lawan gunanya untuk mencegah celaka bagi kita maupun lawan. gaya ini digunakan oleh Choki Motobu seorang ahli karate terutama dalam kumite gaya bebas.

Baik Choki Motobu maupun Gichin Funakoshi keduanya adalah master karate yang mumpuni dalam bidangnya masing masing, keduanya berasal dari daerah yang sama yaitu Okinawa (tempat asal karate), dan mereka memiliki hubungan yang akrab walaupun pernah terdapat konflik yang cukup serius.

Terlepas dari konflik mereka, mereka telah memberikan contoh bagi generasi mendatang mengenai tipe menghadapi lawan baik itu tipe bertahan ataupun menyerang.

Dalam seni beladiri lain seperti pencak silat tipe defensif dikenal dengan istilah "anda jual kita beli", dan tipe ofensif dikenal dengan istilah "orang lain baru mau kita sudah sampai".

Untuk seni beladiri lain tentunya memiliki istilah sendiri sesuai dengan kebudayaannya masing masing tapi secara garis besar intinya sama.

Kedua tipe ini tidak hanya mengajarkan bagaimana menghadapi lawan namun terdapat nilai filosofi yang terkandung didalamnya. Dalam tipe defensif mengajarkan para praktisi beladiri untuk tidak menggunakan tekniknya untuk menyakiti orang lain, masih banyak cara yang harus dikedepankan untuk menghindari bentrok fisik seperti komunikasi yang baik dan santun.

Dalam tipe ofensif kita diajarkan bahwa kesempatan tidaklah datang untuk kedua kali, hal ini membutuhkan inisiatif yang tinggi dan kepekaan terhadap situasi dan kondisi. Hal tersebut sangat penting mengingat yang anda hadapi adalah moment antara hidup dan mati.

Nah tipe seperti apakah anda?
Secara pribadi penulis mengedepankan sikap moderat yaitu melihat dari situasi dan kondisi yang terjadi, namun hal itu harus memiliki respon yang cepat dan tepat dalam menghadapi lawan dan hanya dapat dilatih secara disiplin dan sungguh sungguh.

Oh ya, ada satu tipe lagi dengan jurusnya yang terkenal yaitu jurus langkah seribu. Benar, lari adalah cara membeladiri yang termudah terutama apabila anda dikeroyok cukup membutuhkan kaki yang kuat dan paru paru yang sehat. Maka dari itu tetap jauhkan rokok bagi diri anda.

Senin, 21 Maret 2016

KIAI

Masih teringat ketika pertama kali mengikuti pertandingan karate, pada saat itu diriku masih turun dalam kelas kumite (tarung) dan baru pertama kalinya berada ditengah arena dimana dikelilingi tribun penonton yang semua mata tertuju pada tengah arena.

Semua teknik sudah diasah pada setiap latihan, berangkat bertandingpun penuh dengan semangat tempur. namun hal itu berubah 180 derajat ketika berada pada tengah arena. Nafas menjadi lebih berat, gerakan menjadi lebih lambat, dan semua strategi yang sudah dipersiapkan poof... i've lost in blank zone at that time.

Pernah mengalami hal seperti itu? kondisi emosional seperti itu berpengaruh terhadap performa atlet dalam bertanding. Tapi jangan khawatir ada disiplin ilmu yang mempelajari masalah itu yaitu ilmu psikologi, khususnya psikologi olahraga, lebih khususnya lagi personologi olahraga. Iaitu adalah bidang ilmu yang mempelajari kepribadian dalam kaitannya dengan olahraga.

Aspek kepribadian yang cukup dominan dalam penampilan atlet ialah motivasi, emosi, dan kognisi. Kita tidak membahas ketiga aspek, hanya aspek emosi yang terkait dengan tema artikel ini.

Menurut D. Gunarsa, Singgih (1989). Psikologi Olahraga. BPK Gunung Mulia:
"Bagi para atlet, emosi ketegangan adalah sesuatu yang ditakuti karena pengaruhnya besar terhadap penampilan dan prestasinya. Ketegangan dan kecemasan dirasakan sangat menekan sebelum bermain atau bertanding. Reaksi-reaksi emosi tersebut dapat berkurang atau menghilang setelah memasuki pertandingan dan dapat timbul emosi lain yang berkaitan dengan penampilan itu sendiri. Kurang mampu menguasai emosi dapat menyebabkan seorang atlet harus membayar mahal karena tidak bisa melanjutkan pertandingan."

Membayar mahal? semua usaha persiapan kita hilang begitu saja! Hmm... kita harus perhitungan untuk hal semacam ini. Datangnya ketegangan adalah karena hilangnya fighting spirit (semangat bertarung). Fighting spirit adalah salah satu komponen dalam bertahan hidup, dan bertahan hidup adalah hukum alam yang pertama dan seharusnya ini muncul secara otomatis dari dalam diri kita.

Semangat tersebut luntur karena kehidupan modern sudah membuat kita terbuai oleh fantasi yang kita lihat, dengar, dan rasakan. mengutip dari Jesse Enkamp "our biggest fight each day is the internal Starbucks struggle of whether to have a regular caffè latte or decaf."

Dalam karate cara tercepat mengajarkan dan memunculkan fighting spirit salah satunya dengan cara berteriak atau KIAI. sebagai contoh ketika kita memulai fighting dan perasaan gugup, tegang, tidak fokus, takut dan perasaan negatif lainnya mulai menyerang maka cobalah untuk berteriak maka ibarat harimau yang dilepaskan dari kurungannya, ia akan menyerang siapa saja didepannya (musuh yang pertama bukanlah berada didepanmu namun didalam dirimu, kamu harus mengalahkan rasa marah, takut, gugup dan rasa negatif lainnya. bila tidak bisa menundukkan dirimu maka kamu akan ditundukkan orang lain).

Seorang karateka harus bisa mengolah emosinya, ia harus bisa bersifat tenang (sebelum bertanding) namun dalam sekejap ia harus bisa bersifat agresif (ketika memulai tanding). Semakin cepat respon from chill time to kill time maka ia dapat menguasai dirinya dengan baik (sanggup menguasai diri adalah salah satu dari sumpah karate).

Kembali lagi kepada kiai, apa itu kiai?
secara sederhana kiai adalah teriakan yang sering kita dengar pada seni beladiri oriental. Dalam bahasa jepang kiai terdiri dari dua kata yaitu KI yang berarti energy dan AI yang berarti memadukan, jadi dalam kiai tidak hanya berteriak namun lebih penting lagi adalah memusatkan tenaga dan menyalurkannya.

Memusatkan dan menyalurkan tenaga? How to do it? Just scream?
Tentunya berbeda dengan berteriak biasa yang menggunakan tenggorokan. pernah melihat bayi yang telanjang dada dan menangis? bayi akan mengembang dan mengempiskan perutnya ketika menangis, begitu juga dengan kiai. Kiai berteriak menggunakan perut anda dan tidak menggunakan tenggorokan. Dalam bahasa ilmiah otot yang digunakan dalam kiai adalah transversus abdominis, otot ini juga berfungsi untuk membantu wanita yang melahirkan.

Setelah mengetahui how to kiai, lalu kiai tersebut ditautkan dengan teknik yang akan dieksekusi maka teknik anda akan lebih cepat dan bertenaga dan tentunya fighting spirit anda akan muncul.

Anda malu untuk berteriak? Ayolah kawan Even we had did it, right after we were born. Like Bruce Lee, He doesn't drink water, he drinks wataaaaa....

Rabu, 16 Maret 2016

Women In The Macho-Man Culture

Apakah anda orang yang yang masih menganggap kaum hawa adalah mahluk yang lemah? Jika iya anda berada pada keterbelakangan peradaban pada masa sebelum evolusi. Sejak manusia berada di bumi menggunakan akal fikirannya dan menciptakan peradaban, manusia menempatkan wanita sebagai inti dari peradaban itu dan kaum pria berada disekelilingnya.

Tidak dapat dibantah bahwa peran wanita sebagai penjaga kelangsungan peradaban harus disadari oleh semua orang, dimulai dari melahirkan yang mana itu merupakan perjuangan hidup dan mati, sampai tak kenal lelah membesarkan dan mendidik anak.

Banyak apresiasi yang dihasilkan kebudayaan untuk kaum wanita seperti taj mahal, sejarah yang mencatat peranan wanita dalam peradaban suatu bangsa seperti cut nyak dien, bahkan TUHAN pun menempatkan wanita pada kedudukan yang spesial seperti terdapat dalam Alquran ada suatu surat yang bernama Annisa (yang artinya wanita) dan surat Maryam (seorang wanita suci ibunda dari Nabi Isa).

Nah, peran wanita yang besar ini tak luput dalam perkembangan seni beladiri didunia. Dapat dilihat dari beberapa jenis seni beladiri didunia yang diciptakan oleh wanita seperti seni beladiri Baihe Quan atau kungfu bangau putih yang diciptakan oleh seorang wanita yang bernama Fang Qinian (kungfu bangau putih merupakan nenek moyang karate), kemudian ada wing chun yang diciptakan oleh seorang wanita (karate memiliki hubungan dari dua aliran tersebut terutama dari goju-ryu), dan pencak cimande yang menurut legenda abah khair sebagai pencipta pencak cimande belajar beladiri kepada istrinya.

Wanita wajib dilindungi bukan karena lemah namun karena mereka berharga.

Senin, 14 Maret 2016

Sepotong Kue dan Seni Beladiri

Apakah anda menyukai memakan kue ulang tahun atau kue tart? for me, i really love it. Baik itu yang rasa coklat maupun keju atau rasa lainnya. Ditambah kue itu ada pada saat waktu yang spesial, entah ulang tahun ataupun hari jadi lainnya. dan tentunya kue tersebut tidak mungkin dimakan sendiri, kue tersebut akan dibagi oleh teman atau keluarga yang kita cintai.

Lalu apakah kita akan membahas resep membuat kue tart?
Nope,
Kemudian apakah ada hubungannya antara sweety creamy lovely cake dengan karate?

Coba kita bayangkan semua seni beladiri yang ada didunia ini ibarat kue tart yang besar, menarik, lezat dan beraneka rasa. Terdengar sangat menggiurkan? Namun setelah lilin ditiup dan kue dipotong anda hanya mendapatkan sepotong kue kecil bagian dari kue tart. You can have it all if you want have diabetes.

Sahabat, apa yang anda pelajari dan kuasai saat ini dari suatu jenis seni beladiri (sepotong kue) atau bahkan salah satu aliran dari suatu jenis beladiri (lebih kecil lagi potongan kuenya) merupakan bagian kecil dari keanekaragaman hasil karya, rasa, karsa, dan raga yang dihasilkan manusia dari seluruh penjuru dunia.

Anda ingin menguasai seluruhnya? Semangat yang bagus, namun kecil kemungkinan dilakukan seperti anda ingin memakan seluruh kue tart sendiri, perut anda tidak akan cukup menampungnya. Jika hanya sekedar mencicipi rasa disetiap bagian kue anda tidak akan dapat mencapai inti dari seni beladiri yang dicicipi.

Tapi tidak ada yang tidak mungkin, berkaca pada sejarah karate yang tercipta dari beberapa aliran quan fa (seni beladiri tiongkok), qinna / torite (seni beladiri titik tekan), shuai chiao / tegumi (teknik bantingan), tigwa (pengaruh dari seni muay boran), hsing / kata (Jurus), semua itu diramu oleh orang okinawa dan digabungkan seni beladiri mereka (tote).

Maka lahirlah karate yang tentunya penggabungan tersebut melalui proses panjang, dedikasi yang tinggi dari banyak ahli yang terlibat dan waktu yang lama karena diturunkan dari guru kemurid dan dari generasi kegenerasi.

Seperti pada kebudayaan yang pasti berkembang, berinovasi, berubah, menyerap kebudayaan lain dan bahkan terlupakan. Karate yang merupakan produk dari kebudayaanpun mengalami hal yang sama, dari awal terbentuknya mendapat pengaruh dari negeri sekitar, berinovasi dalam penambahan teknik, berkembang menjadi salah satu cabang olah raga, dan tidak diperdulikan dinegeri asalnya (menurutku hal ini dapat terjadi disetiap kesenian dan seni beladiri termasuk seni beladiri asli indonesia yang kita cintai).

kembali kepada kue kecil dengan irisan strawberry diatasnya yang kita dapat dari kemurahan hati pemilik, yang tentunya tidak pantas kita sombongkan kepada yang lain. Sama seperti seni beladiri apapun dan aliran apapun yang kita pelajari, tidak pantas kita memandang seni beladiri lainnya tidak lebih hebat dari yang kita miliki, kenyataannya kita masih memerlukan obat nyamuk untuk mengalahkan nyamuk yang lebih kecil dari kita.

Mari kita berfikir out of the box, menurutku tidaklah salah kita mempelajari seni beladiri lain atau memilih seni beladiri yang sesuai dengan kondisi tubuh dan kepribadian masing masing, selama kita masih menjaga etika yang berlaku dan tentunya berusaha melestarikan seni leluhur kita.

Seni beladiri tidak memerlukan sifat radikal yang harus dibela mati matian kawan. It's just a big delicious lovely cake.

Kamis, 10 Maret 2016

Kobudo

Kita sebagai manusia merupakan bagian dari alam, alam memiliki aturan tersendiri agar dapat terciptanya keharmonisan bagi para penghuninya. Tata keharmonisan yang diganggu akan menjadikan alam mencari caranya agar tetap terjadi keharmonisan.

Sebagai contoh, memang merupakan sifat air yang mana air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah air akan mencari jalannya sendiri bilamana jalan airnya terhalang maupun dataran rendah yang tertutup, maka dari itu akan terjadi musibah seperti longsor maupun banjir.

Begitu juga mahluk hidup, dalam menjaga kelangsungan hidup setiap mahluk hidup memiliki senjata alaminya sendiri untuk bertahan hidup, mencari makan, dan membeladiri. Sebagai contoh harimau memiliki taring dan cakar, gajah memiliki gading, ular memiliki bisa, laba laba memiliki jaring, lebah memiliki sengat bahkan pohonpun memiliki duri. Lalu bagaimana dengan manusia?

Muncul pertanyaan mengenai organ apa yang bisa dijadikan manusia sebagai sarana untuk membeladiri apakah tangan, kaki, gigi, kuku? jawabannya adalah otak.

Manusia tidak dianugrahi kuku tajam, tanduk, taring maupun bulu untuk melindungi udara dingin. Namun manusia dianugrahi akal untuk menciptakan alat yang dapat mempermudah hidup manusia seperti baju, rumah termasuk senjata untuk melindungi diri.

Kenyataannya kawan, organ ini sangat berbahaya bila dibandingkan taring, tanduk, cakar dll. Telah tercatat dalam sejarah, senjata yang diciptakan manusia dimulai dari kapak batu hingga bom nuklir telah memakan banyak korban jiwa. Hal ini menjadikan kita menjadi lebih buas dan brutal dari binatang liar.

Mengapa manusia dapat seperti itu? manusia telah melewati batas penggunaan senjata dikarenakan kita tidak memakai hati dan fikiran yang jernih dalam menggunakannya. Maka dari itu dalam seni beladiri juga ditanamkan filosofi kehidupan dan nilai nilai kemanusiaan. Agar apa yang dipelajarinya tidak mencelakakan diri sendiri dan orang lain dan ilmu yang dipelajarinya bermanfaat bagi manusia lainnya (keharmonisan antar manusia)

Membahas mengenai senjata taukah anda bahwa karate memiliki saudara? Ia dikenal dengan kobudo. Yang memiliki arti jalan seni beladiri kuno. Karate dan Kobudo sama sama berasal dari perfektur Okinawa di Jepang. Karate dan Kobudo adalah sepasang seni beladiri yang tak terpisahkan bagaikan kaki kanan dan kaki kiri, yang mana bila tidak ada salah satunya maka akan menjadi pincanglah jalannya.

Berbeda dengan karate yang mana kita melatih tubuh kita seperti tangan dan kaki menjadi kuat agar dapat berfungsi sebagai senjata (body conditioning). Kobudo justru melatih penggunaan senjata.

Senjata yang digunakan merupakan hasil modifikasi dari alat alat pertanian dan alat alat keseharian. Hal ini dikarenakan pada masa dahulu ketika kepulauan Ryukyu (sekarang Okinawa) dikuasai oleh klan samurai Satsuma dari Jepang melarang bagi orang Okinawa untuk membawa senjata. Maka dari itu orang Okinawa menciptakan seni beladiri kobudo dengan memodifikasi alat alat keseharian dan tentunya karate.

Perlu digaris bawahi bahwa terciptanya kobudo dan karate bukanlah dari kalangan petani. Dua seni beladiri itu disusun oleh para golongan Peichin, golongan kesatria dan golongan terpelajar yang pada waktu kerajaan ryukyu masih berdiri mereka memperoleh kesempatan mempelajari teknik seni beladiri dari dataran tiongkok dan negeri sekitarnya yang kemudian digabungkan dengan seni beladiri asli Okinawa "Tote"

Maka tak heran bila senjata yang berada dikobudo memiliki kesamaan dari senjata yang dimiliki oleh beberapa seni beladiri di Tiongkok dan Asia Tenggara. Apa saja senjata yang ada di kobudo?

1. Bo : toya atau tongkat yang panjangnya sekitar 1,8 M terbuat dari kayu.
2. Sai : dipencak silat dikenal dengan besi cabang, terbuat dari besi, digunakan secara sepasang.
3. Tonfa : kita kenal seperti tongkat "t" seperti yang digunakan oleh polisi dan security, terbuat dari kayu dan digunakan sepasang.
4. Kama : seperti alat untuk sabit, terbuat dari besi dan kayu dan digunakan sepasang.
5. Nunchaku : double stick
6. Tekko : pelindung tangan untuk memukul terbuat dari besi digunakan sepasang
7. Tinbe & Rochin : tameng dan tombak kecil
8. Surujin : terbuat dari rantai kecil atau tali tambang dengan pemberat dikedua ujungnya.
9. Eku : berbentuk seperti dayung terbuat dari kayu

Baik karate maupun kobudo (tangan kosong maupun bersenjata) keduanya dasarnya sama merupakan salah satu usaha kita untuk membeladiri. Dalam situasi dilapangan yang mana keduanya diharapkan digunakan dalam kondisi yang sesuai, bila kita dapat melawan dengan tangan kosong (dan itu yang lebih efektif pada saat itu) maka kita hadapi dengan tangan kosong, bila lawan lebih kuat dari kita dan terdapat benda apapun yang bisa dijadikan senjata maka kita jadikan benda itu untuk menyerangnya, namun bila lawan lebih kuat lagi atau jumlahnya diluar kemampuan kita maka kita bisa berlari dan meminta tolong orang lain.

Senin, 07 Maret 2016

Keri / Tendangan

Karate Gaes kali ini kita kita akan membahas organ tubuh yang kita gunakan untuk tansportasi, yaitu kaki. Kita dianugrahi dua buah kaki yang kita gunakan untuk membawa kita dari satu tempat ketempat lain. Sejak kita lahir kita belajar bagaimana menggunakannya mulai dari melangkah, berlari, melompat, menendang, bahkan mengambil barang dengan kaki (tidak patut ditiru ya).

Kaki juga dapat digunakan sebagai senjata dalam beladiri lho, baik itu menendang, sapuan, menginjak, dengkulan, bahkan berlari (berlari termasuk beladiri juga kawan, bila jumlah lawan yang banyak maupun bertemu binatang buas kita diwajibkan menyelamatkan nyawa kita dengan berlari).

Banyak seni beladiri yang mengoptimalkan organ ini sebagai senjata andalannya seperti taekkyeon, capoeira, savate, taekwondo, gaya kungfu utara dan beberapa festival seni pencak silat diindonesia. Bisa dibayangkan seni beladiri tersebut terpisah antara belahan bumi yang satu dengan belahan bumi lainnya, hal ini menandakan organ ini dapat diterima oleh manusia sebagai salah satu senjata yang mematikan.

Tentunya setiap teknik terdapat kelebihan dan kekurangannya tak terkecuali teknik tendangan ini. Kelebihannya seperti memiliki daya hancur yang besar, jangkauan yang jauh untuk tendangan, dan lain sebagainya. kekurangannya? ini yang harus kita sempurnakan agar teknik yang kita pelajari menjadi efektif dan efisien.

Setidaknya ada 2 persoalan yang harus kita perhatikan; pertama teknik penggunaan kaki yang alami adalah serangan bagian bawah, tendangan depan, samping, belakang, dan injakan dengan kata lain berlatih gerakan dasar yang alami. Lalu bagaimana dengan variasi tendangan yang lainnya yang tentunya diluar sifat alami kaki yang mana dapat menyerang bagian atas tubuh bahkan melampauinya. Hal inilah masalah pertama kita, variasi tendangan tersebut pasti dapat kita kuasai tentunya dengan berlatih keras.

Hal yang kedua adalah dengan diangkatnya satu buah kaki bahkan keduanya dapat mengakibatkan kurangnya keseimbangan pada tubuh, yang mana keseimbangan itu sangatlah penting dalam membeladiri dan dengan diangkatnya kaki maka terbukanya area kemaluan sebagai target yang empuk bagi lawan. Namun tak perlu khawatir, hal tersebut dapat diantisipasi tentunya dengan berlatih dengan keras.

Dua hal itu memiliki kesamaan yaitu BERLATIH DENGAN KERAS. benar anda tidak salah baca kawan seperti apa yang dilakukan oleh sahabat dari taekwondo, capoeira, taekkyeon, dll. yang membawa teknik penggunaan kaki kepada level yang lebih tinggi. Mereka benar benar memfokuskan dalam melatih organ ini melebihi batasan alami manusia dan memiliki keseimbangan yang bagus.

Lantas apakah teknik tendangan efektif? secara pribadi jawabannya iya efektif namun kembali lagi pada situasi dan kondisi. Bila untuk membeladiri disarankan menggunakan teknik dasar, alami, rendah, kedepan, belakang, samping, dengkulan, sapuan dan injakan. Tentunya teknik membeladiri tidak bisa dipraktekan dalam kompetisi olah raga yang bertujuan mencari poin yang mana tendangan yang lebih variatif yang banyak digunakan. Pada intinya teknik kaki akan sangat efektif bila digunakan oleh orang yang tepat, tempat yang tepat, waktu yang tepat, dan situasi yang tepat.

Dalam karate teknik tendangan disebut Keri namun bila ditambah kata depan seperti tendangan depan disebut Mae Geri. Teknik Mae Geri adalah teknik kedua setelah mempelajari teknik Tsuki (pukulan). Cara dasar pengaplikasikannya sangat mudah; pertama tangan harus berada di depan dada dalam keadaan mengepal, kedua kaki dirapatkan dan lutut agak ditekuk, ketiga angkat kaki sampai lutut didepan dada (mengangkat lutut merupakan ciri dari tendangan karate, akan ada artikel sendiri mengenai hal ini), keempat dorong menggunakan pinggul (koshi) sambil menendang ke arah depan dengan sasaran uluhati, keenam tarik kembali kaki anda sampai lutut berada didepan dada, ketujuh turunkan kaki anda keposisi awal.

Mudah bukan.

Kamis, 03 Maret 2016

Zenkutsu Dachi Chudan Tsuki

Dalam berlatih karate melatih pukulan dengan kuda kuda zenkutsu dachi adalah gerakan dasar yang patut kita kaji lebih dalam dikarenakan pukulan ini memiliki bentuk yang kokoh dan sangat kuat.

pertama dalam posisi zenkutsu dachi kedua kaki tidaklah sejajar, satu kaki didepan dan lainnya dibelakang, bila ditarik garis kedua kaki tersebut menempati dua buah garis dan tidak sejajar. Hal tersebut berfungsi agar kokoh dan mudah dalam melangkah.

Kaki belakang diluruskan jari kaki mengarah 45 derajat, kaki depan ditekuk jari kaki mengarah lurus sampai jari kaki depan tidak terlihat terhalangi lutut, namun patut diperhatikan untuk lutut haruslah lurus dan tegak hal ini harus diperhatikan agar dikemudian hari tidak terjadi cidera berkepanjangan. tubuh tegak sehingga poros tubuh jatuh lurus antara dua kaki. beban tubuh dibagi dua kaki.

jadikan kuda kuda ini sealami mungkin dalam menopang tubuh, tidak terlalu tinggi seperti beberapa aliran karate dan tidak terlalu rendah seperti beberapa aliran karate lainnya, hal ini dimaksudkan agar dapat bergerak dengan ringan namun kokoh ketika mengeksekusi suatu teknik.

Pukulan mengarah lurus dari hikite kedepan, arah tenaga berasal pertemuan tanah dan telapak kaki belakang, dari kaki belakang yang menjadi sokongan menjalar kesetiap sendi kaki kelutut kemudian menuju kepinggul yang merupakan pusat keseimbangan diteruskan menuju Hara (letaknya diperut namun bukan merujuk kepada organ pencernaan didalam perut) yang merupakan pusat tenaga (biasanya dilatih menggunakan kata Sanchin), lalu menjalar keotot yang besar dibagian punggung yang bernama Latissimus Dorsi (akan ada artikel tersendiri mengenai otot ini), menjalar lagi kepada lengan sampai kepalan hingga berbenturan kepada target.

Menurut penulis teknik dasar pukulan ini sangat kuat dan tidak hanya dipakai dalam seni beladiri karate saja, beberapa seni beladiri yang mengkonsentrasikan kepada kekuatan pukulan menggunakan teknik ini.

Tapi Karate Gaes setiap teknik harap dibawah pengawasan pelatih kalian ok.

Selasa, 01 Maret 2016

Kisshu Fushin

Pernah mendengar istilah Kisshu Fushin?
istilah ini berasal dari seorang master karate yang bernama Soshin Nagamine, ketika beliau ditanya seperti apakah karateka yang baik, beliau menjawabnya dengan kisshu fushin yang arti secara literalnya adalah tangan iblis berhati malaikat. Secara analisa pribadi makna dari istilah ini adalah karateka yang berlatih secara serius memiliki kemampuan untuk mencelakakan orang lain namun itu bukanlah kriteria karateka yang baik ia harus memiliki hati yang penuh kasih, fikiran yang jernih, prilaku yang sopan dan santun barulah ia bisa disebut seorang karateka yang baik.
"Senjata pedang dapat merobek kulit dan daging namun akhlak yang mulia dapat menghujam lubuk hati." (Munzir)