Kamis, 01 Desember 2016

Chibana Chosin


Pada artikel kali ini saya akan mengangkat suatu tulisan yang ditulis oleh seorang master karate yang bernama Chibana Choshin (1885-1969), Beliau adalah pendiri dari Kobayashi-ryu.

Artikel ini sangat bermanfaat bagi karateka tanpa memandang alirannya, karena dapat membuka pandangan anda terhadap seni beladri ini. Berikut ini artikel tersebut:

Butoku
Master Anko Itosu mempelajari karate dengan sangat gigih, ia tidak hanya ahli dalam karate namun juga seorang yang berpendidikan dan ahli dalam kaligrafi. Aku mengunjungi beliau pada tahun 1899 untuk memintanya mengajariku Uchinan-no-te (nama kuno dari karate).

Dua kali ia menolakku dan meninggalkan diriku didepan gerbangnya, hanya pada permintaan ketiga kalinya diriku baru diterima sebagai murid pribadinya.

Ia mengajarkan karate sangat rahasia di rumahnya dengan menyeleksi muridnya yang hanya terdiri dari enam sampai tujuh orang. Mereka berlatih karate sebagai Bu (seni beladiri) bukan sebagai cabang olah raga seperti yang terjadi saat ini. Pada saat itu dirikupun berlatih secara sembunyi bahkan dari keluargaku sendiri.

Sampai pada tahun 1903 atau 1904 Itosu sensei mulai menyebarkan karate secara umum di sekolah sekolah. Pada saat itulah saya mengaku kepada orang tua saya bahwa saya tidak bersekolah malahan berlatih karate.

Pada tahun 1918 sekelompok karateka yang terdiri dari Hanashiro Chomo, Kyan Chotoku, Miyagi Chojun, Mabuni Kenwa, Go Kenki, Oshiro Chojo, Yabu Kentsu, Kyoda Juhatsu, Yabiku Moden dan diriku membentuk group yang bertujuan untuk mempelajari karate mengingat dua guru besar telah meninggal (Anko Itosu dan Kanryo Higaonna keduanya wafat pada tahun 1915). Group ini bernama Karate Kenkyukai yang didirikan di kota Shuri.

Saat itu adalah pertama kalinya master karate dari berbagai aliran (Shuri, Naha, Tomari) bertemu, berlatih bersama, dan saling bertukar pengetahuan karatenya. Setiap pertemuan satu orang senior akan memimpin latihan sehingga semua orang akan mendapatkan ilmu yang lengkap.

Hal ini berlangsung hanya sampai pada tahun 1929 dikarenakan seni beladiri ini semakin populer dan masing masing master sibuk dengan muridnya yang terus bertambah.

Aku mulai mengajar Shuri-te Karate-jutsu pada tahun 1920 namun baru pada tahun 1929 dan berumur 44 tahun diriku baru membuka dojo di kota Shuri. Pada tahun 1933 teman baikku dan juga rekan sesama karate yaitu Chojun Miyagi bersama sama mendaftarkan nama aliran kami di Dai Nippon Butokukai (Asosiasi Seni Beladiri Jepang), aku menamai gaya karate yang aku ajarkan dengan Shorin-Ryu (aliran hutan kecil) dan Chojun Miyagi menamai gaya karatenya Goju-Ryu (aliran keras dan lembut).

Kami berdua teman yang akrab sampai beliau meninggal pada tahun 1953, kami semua merasakan kehilangan.

Para praktisi seni beladiri okinawa yang sejati tidak akan mencari nafkah dari seni beladiri yang mereka ajarkan. Seorang karateka akan mencari nafkah diluar dari seni beladiri sehingga seni beladiri tidak akan terkontaminasi dari istilah "Mesin Uang". Inilah pandangan hidup orang okinawa.

Setiap tahunnya karate akan mengalami perubahan dan hal ini adalah fenomena yang wajar. Seorang pelatih harus terbuka pandangannya dengan trobosan baru dan terus belajar hal yang baru. Bila seorang pelatih menolak untuk belajar hal baru dan menerima ide, gagasan yang baru maka akan terjadi stagnansi, kebosanan, dan lama kelamaan karate akan hilang.

Pada saat ini banyak karateka berlatih tidak dengan serius. Pada saat latihan mereka hanya berfikir "kapan latihan ini akan berakhir" dan tidak bertujuan terhadap perkembangan yang diperolehnya.

Anda harus berlatih sungguh sungguh bila ingin mendapatkan perkembangan yang baik. Jika anda hanya berlatih setengah setengah lebih baik berlatih yang lain daripada membuang waktu.

Jika pelatih melatih dengan sepenuh hati maka ia akan mengharapkan muridnya berlatih dengan gigih. Jika demikian maka pelatih dan murid akan berkembang bersama, murid akan memotivasi pelatih dan pelatih akan mengajarkan karate yang benar dan memberikan semangat kepada murid.

Saat anda berlatih anda harus mencurahkan seluruh jiwa raga anda untuk karate. Buang semua fikiran selain pada karate. anda harus benar benar memfokuskan fikiran, tangan, dan kaki anda. Anda tidak hanya mempelajari gerakkan fisik saja namun juga seni dari karate itu sendiri.

Hendaknya anda mengembangkan diri anda sebelum anda mencapai usia lima puluh tahun, dikarenakan tubuh anda secara alami akan mengalami penuaan pada usia lima puluh tahun. Maka dari itu anda harus berkesinambungan melatih diri anda dan jika pada usia lima puluh tahun anda masih rutin berlatih maka penuaanpun tidak terlalu berpengaruh pada mental dan fisik anda.

Pada masa lalu karate dilatih sebagai seni beladiri berbeda dengan saat ini yang mana karate dilatih sebagai olah raga gymnasium. Dan memang seharusnya karate dilatih sebagai seni beladiri. Latihlah jari tangan dan jari kaki anda seperti mata panah dan tangan keras seperti besi, inilah semangat yang harus anda tanamkan untuk mengembangkan diri anda.

Namun tidak hanya fisik saja yang harus kita latih, kita juga harus berlatih dan meneliti kata / jurus serta aplikasinya. Karena hal yang sangat penting adalah memahami kata dan melatih tubuh anda untuk memahami inti dari karate. Hal ini akan menjadikan anda memiliki kekuatan lima sampai enam kali lipat jika anda berlatih dengan keras.

Terdapat dua faktor yang menentukan kesuksesan yaitu usaha dan terus belajar. Gerakan anda harus tajam (tidak boleh lambat) dan jika anda berlatih kata mata anda akan tajam serta tangkisan dan serangan anda akan semakin kuat.

Bahkan jika anda telah mencapai umur tujuh puluh atau delapan puluh anda harus tetap belajar, berlatih, dan meneliti karate dengan sikap yang positif dan selalu menanamkan dalam fikiran anda "belum cukup, belum cukup...".

Itulah sedikit tulisan dari master Chibana Chosin, beliau wafat tahun 1969 pada usia 83 tahun.

He never stopped training.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar