Jumat, 15 April 2016

Tangan Kosong Iwan Fals

Sebelumnya kohai ini meminta maaf, bukan malas menulis atau kekurangan ide sebab artikel berikut adalah hasil salin dan tempel mengenai salah satu idola dan senior kohai. Semoga kita dapat mengambil manfaat dari artikel ini

Tangan Kosong, Karate Dojo Tiga Rambu – Iwan Fals
Oleh : Tiga Rambu
Sisi lain Iwan Fals sebagai penyanyi adalah memiliki hobi olah raga bela diri karate. Sejak kecil Iwan Fals diperkenalkan ibunya (Hj. Lies) olah raga yudo. Kemudian pada usia dewasa Iwan Fals mengikuti latihan karate. Dari karate Iwan Fals mampu mengukir prestasi membanggakan. Pernah meraih Juara Karate Tingkat Nasional. Iwan Fals sempat melatih karate di STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Di lapangan badminton rumah kawasan Condet Jakarta Iwan Fals melatih karate yang beberapa murid karatenya kini menjadi Simpai di Dojo Tiga Rambu yaitu Simpai Budi, Simpai Dayat, dan Simpai Aras. Kemudian Iwan Fals dan keluarga bertempat tinggal di Leuwinanggung Jawa Barat tahun 1997, tepatnya di halaman rumput tanpa baju seragam dan bercelana pendek ratusan anak muda mengikuti latihan karate.

Maksud dibuka latihan karate di rumah agar ada silaturahmi ke rumah. Tidak lebih dan tidak kurang yang Iwan Fals punya dan itulah yang Iwan Fals beri. Maka yang diberikan adalah melatih karate karena bisa membuat badan sehat jauh dari penyakit seperti masuk angin. Iwan Fals melatih karate berawal dari pikiran sederhana yang penting adalah sehat, tahu gerak, unsur kumite kurang, geseran maju mundur, dan jurus. Tujuannya adalah disiplin gerak karena karate ada tiga unsur gerak yaitu kihong (dasar karate), kata (seni bela diri), dan kumite (pertarungan).
Berkembang kemudian untuk lebih tertata dengan mendirikan Dojo Tiga Rambu. Jika dahulu absensi kurang ketat karena berprinsip “yang penting senang dulu” maka sekarang absen diperketat untuk menghindari “kalo mau ujian latihan”. Absen penting sebagai syarat ujian kenaikan sabuk. Jadwal-jadwal di pusat terus diikuti sehingga bisa menyalurkan atlet berprestasi. Dojo Tiga Rambu mempunyai prestasi yaitu Juara Umum Pertandingan Tiga Rambu. Maka ada harapan kemudian Dojo Tiga Rambu menelurkan atlet nasional.

Dojo Tiga Rambu harus membuat turnamen yang sifatnya rutin karena dari sini akan muncul potensi bibit atlet. Turnamen melatih untuk tampil dan percaya diri. Hasil latihan selama empat bulan dipertandingkan agar menjadi kebanggaan anak maupun orang tua. Sebab jika tidak ada turnamen khawatir anak jadi malas karate. Karate harus berhadapan, karate harus semangat, karate harus berbentuk, karate harus fokus, karate harus penghayatan, dan itu dapat dinilai dalam turnamen. Harapannya adalah bukan sekedar menang-kalah tetapi karateka dapat ruang untuk ikut bertanding dengan gembira. Hasil latihan karate diuji dan karateka mampu memperagakan teknik karate. Bagi Iwan Fals, karate bukan sekedar menang tapi menang dalam memaknai kehidupan.

Karate “way of life”

Sebagai penyanyi butuh kondisi tetap sehat karena berpengaruh secara fisik. “Kalo nggak latihan karate sulit untuk main di panggung dua jam”, ucap Iwan Fals. Akan nampak berbeda dan berpengaruh terhadap mental dalam menyikapi sebuah pekerjaan, antara yang karate dan tidak. Begitupun rasa percaya diri yang melekat pada anak-anak. Percaya diri seorang anak akan tumbuh dan terbiasa tampil depan umum karena anak-anak karate depan kelas ditonton banyak orang menjadi hal yang biasa. Jalan hidup karate adalah tertuang pada janji karate yaitu sanggup memelihara kepribadian, sanggup patuh pada kejujuran, sanggup mempertinggi prestasi, sanggup menjaga sopan santun, sanggup menguasai diri.
Maka tidak benar jika dikatakan karate untuk anak-anak sama dengan mengajarkan kekerasan. Dimana letak kekerasannya? Iwan Fals mengartikan karate lewat Lagu Tangan Kosong.

Awalnya putih murni dan suci
Seperti bayi baru lahir
Ia lemah sekaligus liat
Energinya berlipat-lipat
Pertumbuhannya tergantung sang guru

Lalu kuning bak matahari
Yang memberikan semangat
Hari baru menyambutnya
Ia bersinar bagi sekitar
Kepribadiannya tumbuh
Dan ingin segera bertarung

Tangan kosong isi kosong
Bukan omong kosong
Bukan tong kosong (pepesan kosong)
Tangan kosong (hei) kantong kosong
Tak boleh bohong tapi hati plong

Rumput hijau pepohonan
Siapapun betah disitu
Memberikan perlindungan
Menuju keseimbangan
Lalu ia memberi oksigen tanpa pamrih

Langit biru dan samudera
Tak terkira luas dan dalamnya
Tantangan sekaligus keindahan
Kendali diri selalu teruji
Tetapi kesetiaannya terus menemani

Tanah coklat sabar berisi
Kokoh stabil mengayomi
Ia rendah hati
Tentu saja menghidupi
Seharusnyalah ia subur
Tak gersang

Akhirnya hitam tak terduga
Keteguhan karena tempaan
Percaya diri
Sudahlah bulat
Jadi idaman dalam kebaikan
Tanggung jawabnya bertambah besar
Walau demikian ini barulah awal
Awal dari sebuah perjalanan
Hidup yang panjang

Ciri orang hidup adalah bergerak dan karate adalah bergerak seperti yang dimaksud 20 filosofi karate menurut Bapak Karate Gichin Funakoshi :
1. Karate diawali dengan pemberian hormat dan diakhiri dengan pemberian hormat pula
2. Tak ada serangan pertama pada karate
3. Karate merupakan alat pembantu dalam keadilan
4. Pertama-tama control dirimu sebelum mengontrol orang lain
5. Semangat yang utama, teknik kemudian
6. Senantiasa siap untuk membebaskan pikiranmu
7. Kecelakaan timbul karena kecerobohan
8. Janganlah berfikir bahwa latihan karate hanya bisa di dojo
9. Mempelajari karate memerlukan waktu seumur hidup dan tak ada batasan
10. Masukkan karate dalam keseharianmu, maka kamu akan menemukan Myo (rahasia yang tersembunyi)
11. Karate seperti air yang mendidih. Jika kamu tak memanaskannya secara teratur ia akan menjadi dingin
12. Janganlah kamu berpikir kamu harus menang, tapi berpikirlah bahwa kamu tidak boleh kalah. OSH (pantang menyerah)
13. Kemenangan tergantung kepada keahlianmu membedakan titik-titik yang mudah diserang dan yang tidak
14. Pertarungan didasari oleh bagaimana kamu bergerak secara hati-hati dan tidak (bergerak menurut lawanmu)
15. Berpikirlah bahwa tangan dan kakimu adalah pedang
16. Jika kamu meninggalkan rumah berpikirlah bahwa kamu memiliki banyak lawan yang menanti. Tingkah lakumulah yang mengundang masalah bagi mereka
17. Pemula harus menguasai postur dan cara berdiri, posisi tubuh yang alami untuk yang lebih ahli
18. Berlatih kata adalah satu hal, terlibat dalam pertarungan sungguhan adalah hal lain
19. Jangan lupa secara tepat memperagakan kelebihan dan kekurangan dari kekuatan, peregangan dan kontraksi dari tubuh, serta cepat lambatnya teknik
20. Selalu berpikir dan berusahalah menemukan cara untuk hidup dengan aturan-aturan di atas setiap hari.

Karate sama dengan musik karena di dalam karate ada irama, ritme, dan penghayatan. Karate menjadi pilihan dalam menyikapi situasi Iwan Fals sehingga mampu membendung godaan sebagai selebritis berupa uang dan popularitas. Karate menuntun gemar membaca buku dan membaca alam maka karate menjadi solusi. Iwan Fals kembali menegaskan bahwa karate itu bertarung melawan diri sendiri. *sr


Leuwinanggung, 5 Agustus 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar