Senin, 14 Maret 2016

Sepotong Kue dan Seni Beladiri

Apakah anda menyukai memakan kue ulang tahun atau kue tart? for me, i really love it. Baik itu yang rasa coklat maupun keju atau rasa lainnya. Ditambah kue itu ada pada saat waktu yang spesial, entah ulang tahun ataupun hari jadi lainnya. dan tentunya kue tersebut tidak mungkin dimakan sendiri, kue tersebut akan dibagi oleh teman atau keluarga yang kita cintai.

Lalu apakah kita akan membahas resep membuat kue tart?
Nope,
Kemudian apakah ada hubungannya antara sweety creamy lovely cake dengan karate?

Coba kita bayangkan semua seni beladiri yang ada didunia ini ibarat kue tart yang besar, menarik, lezat dan beraneka rasa. Terdengar sangat menggiurkan? Namun setelah lilin ditiup dan kue dipotong anda hanya mendapatkan sepotong kue kecil bagian dari kue tart. You can have it all if you want have diabetes.

Sahabat, apa yang anda pelajari dan kuasai saat ini dari suatu jenis seni beladiri (sepotong kue) atau bahkan salah satu aliran dari suatu jenis beladiri (lebih kecil lagi potongan kuenya) merupakan bagian kecil dari keanekaragaman hasil karya, rasa, karsa, dan raga yang dihasilkan manusia dari seluruh penjuru dunia.

Anda ingin menguasai seluruhnya? Semangat yang bagus, namun kecil kemungkinan dilakukan seperti anda ingin memakan seluruh kue tart sendiri, perut anda tidak akan cukup menampungnya. Jika hanya sekedar mencicipi rasa disetiap bagian kue anda tidak akan dapat mencapai inti dari seni beladiri yang dicicipi.

Tapi tidak ada yang tidak mungkin, berkaca pada sejarah karate yang tercipta dari beberapa aliran quan fa (seni beladiri tiongkok), qinna / torite (seni beladiri titik tekan), shuai chiao / tegumi (teknik bantingan), tigwa (pengaruh dari seni muay boran), hsing / kata (Jurus), semua itu diramu oleh orang okinawa dan digabungkan seni beladiri mereka (tote).

Maka lahirlah karate yang tentunya penggabungan tersebut melalui proses panjang, dedikasi yang tinggi dari banyak ahli yang terlibat dan waktu yang lama karena diturunkan dari guru kemurid dan dari generasi kegenerasi.

Seperti pada kebudayaan yang pasti berkembang, berinovasi, berubah, menyerap kebudayaan lain dan bahkan terlupakan. Karate yang merupakan produk dari kebudayaanpun mengalami hal yang sama, dari awal terbentuknya mendapat pengaruh dari negeri sekitar, berinovasi dalam penambahan teknik, berkembang menjadi salah satu cabang olah raga, dan tidak diperdulikan dinegeri asalnya (menurutku hal ini dapat terjadi disetiap kesenian dan seni beladiri termasuk seni beladiri asli indonesia yang kita cintai).

kembali kepada kue kecil dengan irisan strawberry diatasnya yang kita dapat dari kemurahan hati pemilik, yang tentunya tidak pantas kita sombongkan kepada yang lain. Sama seperti seni beladiri apapun dan aliran apapun yang kita pelajari, tidak pantas kita memandang seni beladiri lainnya tidak lebih hebat dari yang kita miliki, kenyataannya kita masih memerlukan obat nyamuk untuk mengalahkan nyamuk yang lebih kecil dari kita.

Mari kita berfikir out of the box, menurutku tidaklah salah kita mempelajari seni beladiri lain atau memilih seni beladiri yang sesuai dengan kondisi tubuh dan kepribadian masing masing, selama kita masih menjaga etika yang berlaku dan tentunya berusaha melestarikan seni leluhur kita.

Seni beladiri tidak memerlukan sifat radikal yang harus dibela mati matian kawan. It's just a big delicious lovely cake.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar