Senin, 21 Maret 2016

KIAI

Masih teringat ketika pertama kali mengikuti pertandingan karate, pada saat itu diriku masih turun dalam kelas kumite (tarung) dan baru pertama kalinya berada ditengah arena dimana dikelilingi tribun penonton yang semua mata tertuju pada tengah arena.

Semua teknik sudah diasah pada setiap latihan, berangkat bertandingpun penuh dengan semangat tempur. namun hal itu berubah 180 derajat ketika berada pada tengah arena. Nafas menjadi lebih berat, gerakan menjadi lebih lambat, dan semua strategi yang sudah dipersiapkan poof... i've lost in blank zone at that time.

Pernah mengalami hal seperti itu? kondisi emosional seperti itu berpengaruh terhadap performa atlet dalam bertanding. Tapi jangan khawatir ada disiplin ilmu yang mempelajari masalah itu yaitu ilmu psikologi, khususnya psikologi olahraga, lebih khususnya lagi personologi olahraga. Iaitu adalah bidang ilmu yang mempelajari kepribadian dalam kaitannya dengan olahraga.

Aspek kepribadian yang cukup dominan dalam penampilan atlet ialah motivasi, emosi, dan kognisi. Kita tidak membahas ketiga aspek, hanya aspek emosi yang terkait dengan tema artikel ini.

Menurut D. Gunarsa, Singgih (1989). Psikologi Olahraga. BPK Gunung Mulia:
"Bagi para atlet, emosi ketegangan adalah sesuatu yang ditakuti karena pengaruhnya besar terhadap penampilan dan prestasinya. Ketegangan dan kecemasan dirasakan sangat menekan sebelum bermain atau bertanding. Reaksi-reaksi emosi tersebut dapat berkurang atau menghilang setelah memasuki pertandingan dan dapat timbul emosi lain yang berkaitan dengan penampilan itu sendiri. Kurang mampu menguasai emosi dapat menyebabkan seorang atlet harus membayar mahal karena tidak bisa melanjutkan pertandingan."

Membayar mahal? semua usaha persiapan kita hilang begitu saja! Hmm... kita harus perhitungan untuk hal semacam ini. Datangnya ketegangan adalah karena hilangnya fighting spirit (semangat bertarung). Fighting spirit adalah salah satu komponen dalam bertahan hidup, dan bertahan hidup adalah hukum alam yang pertama dan seharusnya ini muncul secara otomatis dari dalam diri kita.

Semangat tersebut luntur karena kehidupan modern sudah membuat kita terbuai oleh fantasi yang kita lihat, dengar, dan rasakan. mengutip dari Jesse Enkamp "our biggest fight each day is the internal Starbucks struggle of whether to have a regular caffè latte or decaf."

Dalam karate cara tercepat mengajarkan dan memunculkan fighting spirit salah satunya dengan cara berteriak atau KIAI. sebagai contoh ketika kita memulai fighting dan perasaan gugup, tegang, tidak fokus, takut dan perasaan negatif lainnya mulai menyerang maka cobalah untuk berteriak maka ibarat harimau yang dilepaskan dari kurungannya, ia akan menyerang siapa saja didepannya (musuh yang pertama bukanlah berada didepanmu namun didalam dirimu, kamu harus mengalahkan rasa marah, takut, gugup dan rasa negatif lainnya. bila tidak bisa menundukkan dirimu maka kamu akan ditundukkan orang lain).

Seorang karateka harus bisa mengolah emosinya, ia harus bisa bersifat tenang (sebelum bertanding) namun dalam sekejap ia harus bisa bersifat agresif (ketika memulai tanding). Semakin cepat respon from chill time to kill time maka ia dapat menguasai dirinya dengan baik (sanggup menguasai diri adalah salah satu dari sumpah karate).

Kembali lagi kepada kiai, apa itu kiai?
secara sederhana kiai adalah teriakan yang sering kita dengar pada seni beladiri oriental. Dalam bahasa jepang kiai terdiri dari dua kata yaitu KI yang berarti energy dan AI yang berarti memadukan, jadi dalam kiai tidak hanya berteriak namun lebih penting lagi adalah memusatkan tenaga dan menyalurkannya.

Memusatkan dan menyalurkan tenaga? How to do it? Just scream?
Tentunya berbeda dengan berteriak biasa yang menggunakan tenggorokan. pernah melihat bayi yang telanjang dada dan menangis? bayi akan mengembang dan mengempiskan perutnya ketika menangis, begitu juga dengan kiai. Kiai berteriak menggunakan perut anda dan tidak menggunakan tenggorokan. Dalam bahasa ilmiah otot yang digunakan dalam kiai adalah transversus abdominis, otot ini juga berfungsi untuk membantu wanita yang melahirkan.

Setelah mengetahui how to kiai, lalu kiai tersebut ditautkan dengan teknik yang akan dieksekusi maka teknik anda akan lebih cepat dan bertenaga dan tentunya fighting spirit anda akan muncul.

Anda malu untuk berteriak? Ayolah kawan Even we had did it, right after we were born. Like Bruce Lee, He doesn't drink water, he drinks wataaaaa....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar